19.11.12
SKRIPSI: PERANAN KELUARGA DALAM MENANAM NILAI-NILAI AGAMA
LIKDOUNTU
ABSTRAK
E. TUJUAN PENELITIAN
Dalam hal tujuan penelitian ini Sutrisno Hadi, (1993:3) berpendapat bahwa: suatu riset khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah pada anak .
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai ibadah pada anak.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak.
F. MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian yang dilakukan tentu memiliki manfaat baik bagi yang melakukan penelitian, yang diteliti, ataupun bagi orang banyak.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu bahan informasi yang memungkinkan dijadikan pertimbangan dan acuan bagi keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dalam berpikir dan aplikasinya
2. Ikut serta dalam mengembangkan sumbangan pemikiran karya ilmiah terhadap penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak
3. Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan konstribusi pemikiran yang dapat melengkapi penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan di fakultas ini.
G. ASUMSI DAN KETERBATASAN
1. Mengingat yang menjadi objek penelitian ini lebih banyak ditujukan kepada para keluarga di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo, maka mereka tidak bisa terlibat secara keseluruhan dalam penelitian ini, oleh karena itu diasumsikan bahwa untuk dapat mewakili mereka secara keseluruhan cukup hanya dipilih di antara mereka yang memahami terhadap masalah yang diteliti.
2. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam mengadakan penelitian dan dalam menyusun skripsi ini, maka peneliti berasumsi bahwa dengan waktu yang relatif sedikit ini sudah bisa terwakili untuk akhirnya dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
3. Dengan tersedianya biaya yang relatif sedikit yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa dengan dana yang demikian tersebut akan menghasilkan hasil yang memadai dan tidak mendapatkan kendala yang cukup berarti.
4. Mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman peneliti sehingga skripsi ini dirasa belum begitu sempurna.
H. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian, di samping itu metode juga merupakan sesuatu yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhadjir (2002: 3 ) bahwa:
Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, Kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan; sedangkan metode penelitian mengemukakan secara tehnis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitiannya.
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller, sebagaimana yang dikutip oleh Moleong (1991: 3) bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secra fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kemasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan dalam perhatiannya”.
Sedangkan menurut Furchan (1992: 28) “Metode kualiataif adalah prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif yang berupa atau prilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek itu sendiri)”.
Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menghasilkan angka-angka, tetapi menghasilkan data-data deskriptif yang berupa ucapan dan prilaku dari subjek yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, yaitu dalam pandangan fenomenologis menurut Moleong (1991: 9) berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena fokus penelitian ini lebih sesuai untuk didekatkan pada kualitatif.
2. Penentuan Sampel Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snawball sampling. Dalam purposive sampling menurut Sutrisno Hadi (1990: 82) adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkutpaut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumya.
Sedangkan teknik Snawball sampling menurut Dr. Sugiono (2001: 63) adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang bila menggelinding makin lama makin besar.
Prosedur perlaksanaannya adalah memilih informasi yang akan diteliti secara mendata dan disertai waktu penentuan pengumpulan data. Untuk memilih informasi adalah dengan mempertimbangkan siapa yang dipandang paling mengerti terhadap masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil informan sebagai berikut: Kepala Desa, ulama’, guru ngaji, dan keluarga serta tidak menutup kemungkinan dari orang yang dianggap banyak mengerti tentang hal tersebut.
3. Metode Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data, menghimpun dan memperoleh data yang tepat dan valid.
Seorang peneliti harus cepat memilih dan mancari dimana sumber data berada. Oleh karenanya seorang peneliti harus mempu menentukan dengan cepat dan tepat dimana sumber dapat diperoleh dengan jalan menggunakan metode yang ada. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menghimpun data, antara lain:
a) Metode Observasi
Menurut (Sukandarumidi, (2002: 69) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselediki.
Mengenai jenis observasi, Sutrisno Hadi (1992: 141) dalam buku metodologi reseach, menyebutkan: 1). Observasi partisipan-non partisipan, 2). Observasi sistemati-non sistematik, 3). Observasi eksperimental-non eksperimental.
1. Observasi partisipan-non partisipan
Dinamakan observasi partisipasi jika orang yang mengadakan observasi ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi.
2. Observasi sistematik-non sistematik
Yaitu observasi dilakukan dengan cara membuat kerangka yang membuat faktor-faktor yang telah diatur katagorinya terlebih dahulu, dan ciri khusus yang telah diatur dalam katagori-katagori itu.
3. Observasi eksperimental-non eksperimental
Yaitu suatu observasi yang dilaksanakan oleh seorang peneliti dengan cara ia tiodak terlibat yang diselidiki akan tetapi ia merasa perlu mengendalikan dan mengatur situasi yang ada sehingga reseach dapat tercipta
Adapun jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi sistematis dengan cara membuat kerangka atau pedoman yang berisi hal-hal yang akan di observasi, dan observasi non partisipan yang mana dalam mencari data peneliti tidak mengambil secara langsung dalam kegiatan responden.
Peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan data tentang:
1) Kondisi objek penelitian.
2) Letak geografis objek penelitian.
b) Metode Interview
Metode interview dikenal juga dengan metode wawancara. Metode melengkapi metode observasi yang sebatas pada pengamatan dan pencatatan. Dalam interview ini dapat ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat di chek dengan pernyataan verbal.
Menurut Arikunto (2002: 132) wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoloeh informasi dari terwawancara.
Menurut Arikonto (2002: 132) dalam pelaksanaan metode interview dapat dilaksanakan dengan interview bebas, terpimpin, dan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Sementara itu didalam buku prosedur penelitian suatu praktek, Suharsimi Arikunto (1998: 146) juga berpendapat bahwa ditinjau dari pelaksanaannya metode ini dibedakan menjadi: 1). Interview bebas, 2). Interview terpimpin, 3). Interview bebas terpimpin.
Adapun jenis interview yang dipakai dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin artinya pelaksanaan interview dilakukan secara perorangan dengan menggunakan pedoman pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Pada metode interview ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Metode ini bersifat fleksibel, sehingga demikian bahan-bahan dapat dengan mudah diinformasikan dan lebih objektif.
2. Adanya unsur kekeluargaan sehingga pertanyaan yang diajukan dapat diarahkan dalam permasalahan yang lebih positif dan dinamis.
3. Bisa berhubungan langsung dengan interviewer sehingga tercipta interaksi lebih komunikatif.
Metode interview ini dilakukan dengan: Kades, ulama’, guru ngaji, dan keluarga. Dengan maksud untuk memperoleh data tentang:
1) Sejarah berdirinya Desa
2) Peranan keluarga sebagai pendidik dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak
c) Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135), bahwa: Di dalam mengguankan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Dengan demikian metode dokumentasi adalah untuk mempelajari data-data yang sudah didokumentasikan, seperti buku-buku, arsip, atau dokumen-dokumen yang deperlukan dalam pengumpulan data.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
1. Catatan tentang lokasi Desa
2. Struktur Desa
3. Jumlah penduduk
4. Personel perangkat Desa
4. Metode Analisa Data
Adapun yang dimaksud dengan teknik analisa data menurut Moleong (1991: 103) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Teknik analisa data sebagaimana yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman (1992: 16-20) membagi menjadi tiga komponen pokok yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisa yang memfokuskan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik. Reduksi data dapat berupa singkatan, coding, memusatkan tema, dan menulis memo.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan oleh seorang peneliti dalam rangka untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas tentang data yang ada. Dalam hal ini semua data yang baik, ringkas dan padat akan mempermudah seorang peneliti sendiri misalnya meliputi matrik, gambar/skema, jaringan kerja, tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan kegiatan analisa yang penting. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian lain konfigurasi yang utuh. Kesimpulan yang diverifikasikan dapat berupa suatu pengulangan yang ada dalam pikiran peneliti pada waktu menulis atau dengan replikasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data reflektif. Menurut Tim Penyusun STAIN, (2002: 16) analisa data reflektif yaitu kombinasi yang kuat antara berfikir deduktif dan induktif atau dengan mendialogkan data teoritik dengan data empirik.
Adapun data-data yang terkumpul adalah berupa data-data kualitatif, dimana tidak berupa angka-angka tetapi dinyatakan dalam bentuk simbol atau atribut-atribut tertentu, seperti struktur sosial, struktur perkawinan dan lain-lain.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam sistematika pembahasan ini dijelaskan kerangka pemikiran dalam penyusunan skripsi ini, yang pembahasannya dibagi dua bahasan yakni pembahasan secara teoritik yang berdasarkan literatur dan bahan acuan sebagai referensi dan pembahasan analisis yang berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dari lapangan selama pelaksanaan penelitian.
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam empat bab sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, yang terdiri dari alasan objektif dan alasalan subjektif, penegasan judul, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab II adalah bab yang memuat tentang tinjauan teoritik, yakni kerangka pemikiran secara literatur yang berupa pendapat-pendapat para tokoh yang berhubungan dengan judul. Dalam bab ini kemudian dikemukakan beberapa tinjauan teoritik tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak yang meliputi penanaman nilai-nilai akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak.
Bab III membuat pembahasan secara emperis tentang laporan dari hasil yang telah diperoleh dalam pelaksanaan penelitian yang meliputi latar belakang, objek penelitian, peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo serta penyajian data, analisis data serta diskusi dan interpretasi. Bab ini merupakan kajian untuk memaparkan data yang telah diperoleh serta untuk menemukan hasil akhir atau kesimpulan tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo.
Bab IV memuat tentang kesimpulan dan hasil penelitian yang berupa kesimpulan, saran-saran, penutup dan juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran
KLIK SKRIPSI LENGKAP TENTANG PERANAN KELUARGA
PERANAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI DESA BUDUAN KECAMATAN SUBOH
KABUPATEN SITUBONDO
KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN 2004
Oleh: Andriyani
NIM. 084 001 115
NIM. 084 001 115
ABSTRAK
Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting bagi manusia pada zaman kemajuan yang serba cepat, lebih-lebih pada abad yang akan datang. Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok, juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis. Hidup pada zaman seperti itu tidaklah mudah, anak-anak harus disiapkan sedini mungkin, terarah, teratur dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dasyat. Dan menghadapi zaman seperti itu agama akan terasa amat diperlukan.
Pendidikan agama Islam yang diharapkan sebagai penyeimbang dan kontrol bagi tingkah laku umat manusia ini, nampaknya masih belum mampu berperan sebagaimana yang diinginkan. Untuk itu peranan pendidikan keluarga sangat dibutuhkan sekali dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak semenjak usia dini agar nantinya mereka mampu menjadi tunas bangsa yang baik dan berkualitas. Sebab lembaga pendidikan keluarga memiliki peranan yang amat penting dalam mendidik anak. Karena anak-anak semenjak usia bayi hingga dewasa memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga.
Berangkat dari masalah-masalah tersebut, maka penulis memiliki inisiatif untuk mengadakan penelitian tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Adapun masalah dari penelitian ini adalah bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak, yang meliputi peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah, nilai-nilai ibadah, serta nilai-nilai akhlak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Di mana dalam penelitian kualitatif penjabaran hasilnya tidak berupa angka-angka tapi penjelasan-penjelasan ilmiah. Dalam upaya untuk memperoleh data yang valid, maka dipilih sampel yang mana dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snawball sampling yakni memilih orang-orang yang dianggap paling mengerti dan kompeten dengan objek yang di teliti. Sedangkan dalam pengumpulan data mengunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Metode observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan, interview dilakukan dengan wawancara dengan informan, dan metode dokumentasi dilakukan terhadap benda yang didokumentasikan. Data-data yang sudah didapatkan kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik analisa data reflektif.
Dari penelitian dan pengelolahan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo bisa dikatakan sudah cukup baik. Hal ini karena banyaknya orang tua yang sadar akan tanggungjawab pendidikan anak-anaknya khususnya yang menyangkut pendidikan agama Islam.
PERANAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam keluarga, setiap orang tua menginginkan anak yang dilahirkannya menjadi orang-orang yang berkembang secara sempurna. Mereka tentu menginginkan agar anak yang dilahirkan menjadi orang yang cerdas, pandai serta menjadi orang yang beriman kepada Tuhannya. Artinya dalam taraf yang sangat sederhana, orang tua tidak ingin anaknya menjadi generasi yang nakal serta jauh dari nilai-nilai pendidikan agama Islam.
Untuk mencapai tujuan itu, maka seharusnya orang tua menyadari tentang arti pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya khususnya pendidikan yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Karena itu semua merupakan tanggung jawab orang tua terhadap generasi yang dilahirkannya. Sehubungan dengan tanggung jawab ini, maka seharusya orang tua dapat mengetahui mengenai apa dan bagaimana pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga sendiri menurut Zakiyah Darajat (1996: 89) dalam bukunya ilmu pendidikan Islam “merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan, di sini pendidikan berlangsung dengan semdirinya sesuai dengan tatananan pergaulan yang berlaku didalamnya”.
Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 7 ayat 1 dinyatakan bahwa “orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya”. Sementara itu pasal 7 ayat 2 dinyatakan pula bahwa “orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”. (Sisdiknas, 2003:7). Jadi dari sini jelas bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Oleh karena itu lembaga pendidikan keluarga selaku pendidikan yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hendaknya selalu memperhatikan dan membimbing anak-naknya khususnya bimbingan dan didikan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam karena itu merupakan kunci. Mengapa kunci? karena pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Jadi dalam hal ini jelas bahwa pembangunan sumber daya manusia, termasuk pembinaan anak, erat sekali kaitannya dengan penumbuhan nilai-nilai seperti takwa kepada Tuhan, jujur, disiplin, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini bukanlah suatu proses sesaat, melainkan suatu proses yang panjang yang harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masa anak-anak. Dengan menumbuhkan anak-anak sejak dini, akan lahirlah generasi anak Indonesia yang berkualitas.
Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting bagi manusia pada zaman kemajuan yang serba cepat ini, lebih-lebih pada abad yang akan datang. Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok, juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis. Hidup pada zaman seperti itu tidaklah mudah anak-anak harus disiapkan sedini mungkin, terarah, teratur, dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dahysat. Dan menghadapi zaman itu agama akan terasa lebih diperlukan. Oleh karena itulah peranan pendidikan keluarga sangat dibutuhkan sekali dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak semenjak dini agar mereka mampu menjadi tunas bangsa yang baik dan berkualitas
Keluarga sendiri menurut para pendidik sebagaimana yang dikutip Jalaluddin (2002: 216) dalam bukunya psikologi agama mengatakan bahwa:
“Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Tuhan pencipta berupa naluri orang tua. Karena naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua pada anak-anak mereka, sehingga secara moral keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan mereka”.
Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa peranan pendidikan keluarga amatlah penting, apalagi pendidikan keagamaan. Karena pendidikan agama Islam di sini merupakan basic bagi anak-anak dalam rangka sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Orang tua selaku pendidik bagi anak-anaknya diharapkan agar selalu berperan aktif dalam menanamkan nila-nilai pendidikan agama Islam pada anak-anaknya. Karena menurut Rasulullah, sebagaimana yang di kutip Hasbullah (2003: 116) fungsi dan peranan orang tua mampu membentuk arah dan keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, “setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua”.
Dari berberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam di Desa Buduab Kecamatan Suboh Kabupaten Situbundo, sebab di Desa ini perhatian dan peran orang tua terhadap pendidikan agama Islam anak-anaknya cukuplah besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk arahan, motivasi, serta latihan-latihan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya secara telaten dan sabar. Hal yang demikian dilakukan dan diupayakan oleh orang tua karena besarnya rasa tanggung jawab mereka akan pentingnya peranan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anaknya. Meskipun di antara mereka disibukkan dalam mencari nafkah sehari-hari namun hal itu tidak membuat surut mereka untuk selalu memperhatikan pendidikan anak-anaknya. agar anaknya tetap menjadi anak saleh, misalnya dengan jalan mengarahkan anak-anak mereka pada guru-guru ngaji ataupun pada lembaga-lembaga lain yang dianggap representatif untuk pendidikan anak-anaknya, seperti madrasah yang notabene merupakan lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan secara optimal.
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Menurut Tim Penyusun STAIN (2000:11-12) judul merupakan identitas formal atau cermin jiwa seluruh karya ilmiah. Pada dasarnya terdapat dua alasan dalam pemilihan suatu judul penelitian yakni alasan objektif dan alasan subjektif.
1. Alasan Objektif
a. Bahwa peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak merupakan masalah yang layak untuk diteliti, sebab di dalamnya membahas tentang tanggung jawab keluarga terutama orang tua terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Mengingat bahwa keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya.
2. Alasan Subjektif
a. Bahwa judul tersebut sesuai dengan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dari STAIN Jember.
b. Kesediaan dosen pembimbing untuk memberikan bantuannya berupa bimbingan pada penulis.
c. Tersedianya kepustakaan yang ada untuk penulisan skripsi ini.
C. PENEGASAN JUDUL
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan dalam memahami permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini, dan untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman, maka perlu ditekankan penegasan judul terlebih dahulu. Penegasan judul ini dimulai dari kata perkata kemudian dijelaskan secara keseluruhan.
1. Peranan
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:751) peranan diartikan sebagai “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.
2. Keluarga
Menurut Ayyub (1994: 254) pengertian umum keluarga adalah suatu kumpulan manusia dalam kelompok kecil yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak.
Sementara itu dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 471) keluarga itu memiliki pengertian:
a. Ibu bapak dengan anaknya, seisi rumah (seluruh)
b. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan
c. (Kaum) sanak saudara, kaum dan kerabat
d. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.
Dengan demikian kata keluarga yang dimaksud di sini berarti sekelompok kecil dalam masyarakat yang terdiri dari ibu, bapak dan anaknya.
3. Menanamkan
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 1001) diartikan sebagai berikut “memasukkan paham/ajaran”
4. Nilai-nilai
Menurut Bertens, sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno (2001: 76) dalam bukunya reformasi pendidikan “nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya sesuatu yang baik”.
5. Pendidikan agama Islam
Sebelum menjelaskan pengertian agama Islam terlebih dahulu dijelaskan pengertian pendidikan pada umumnya. Menurut Muhibbin Syah (2000:10) dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Muhaimin (2002: 30) adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Dari pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa pendidikan agama Islam merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan baik oleh seseorang ataupun lembaga dalam rangka untuk menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya kepada peserta didik.
6. Anak
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 6) anak diartikan sebagai “keturunan kedua/manusia yang masih kecil”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah anak yang dilahirkan dari rahim ibunya dan masih dalam tanggung jawab orang tua.
Dengan demikian yang dimaksud peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak. nilai-nilai yang ditanamkan menyangkut masalah nilai akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak sehingga dengan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
D. PERUMUSAN MASALAH
Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari masalah yang harus dihadapi dan perlu dipecahkan, dalam hal ini Suharsimi Arikunto (1996: 25) menjelaskan bahwa: masalah mestinya menjadi bagian kebutuhan seseorang yang harus dipecahkan, orang-orang ingin mengadakan penelitian karena berhasrat mendapat jawaban dari masalah yang dihadapi.
Masalah menurut Moleong (1991:62) juga diartikan sebagai keadaan yang bersandar dari hubungan antara dua faktor yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Faktor yang menghubungkan tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep data empiris, pengalaman atau unsur lainnya. Jika kedua faktor itu didudukkan secara berpasangan akan menghasilkan kesukaran yaitu sesuatau yang tidak dipakai atau tidak dapat diterangkan pada waktu itu.
Oleh karena itu agar permasalahan tidak melebar, maka kami membatasi beberapa masalah sebagai berikut:
a. Fokus Masalah
Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Sub fokus Masalah
1. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah pada anak.
2. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai ibadah pada anak.
3. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak.
Pendidikan agama Islam yang diharapkan sebagai penyeimbang dan kontrol bagi tingkah laku umat manusia ini, nampaknya masih belum mampu berperan sebagaimana yang diinginkan. Untuk itu peranan pendidikan keluarga sangat dibutuhkan sekali dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak semenjak usia dini agar nantinya mereka mampu menjadi tunas bangsa yang baik dan berkualitas. Sebab lembaga pendidikan keluarga memiliki peranan yang amat penting dalam mendidik anak. Karena anak-anak semenjak usia bayi hingga dewasa memiliki lingkungan tunggal yaitu keluarga.
Berangkat dari masalah-masalah tersebut, maka penulis memiliki inisiatif untuk mengadakan penelitian tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo. Adapun masalah dari penelitian ini adalah bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak, yang meliputi peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah, nilai-nilai ibadah, serta nilai-nilai akhlak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Di mana dalam penelitian kualitatif penjabaran hasilnya tidak berupa angka-angka tapi penjelasan-penjelasan ilmiah. Dalam upaya untuk memperoleh data yang valid, maka dipilih sampel yang mana dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snawball sampling yakni memilih orang-orang yang dianggap paling mengerti dan kompeten dengan objek yang di teliti. Sedangkan dalam pengumpulan data mengunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Metode observasi dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan, interview dilakukan dengan wawancara dengan informan, dan metode dokumentasi dilakukan terhadap benda yang didokumentasikan. Data-data yang sudah didapatkan kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik analisa data reflektif.
Dari penelitian dan pengelolahan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo bisa dikatakan sudah cukup baik. Hal ini karena banyaknya orang tua yang sadar akan tanggungjawab pendidikan anak-anaknya khususnya yang menyangkut pendidikan agama Islam.
PERANAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam keluarga, setiap orang tua menginginkan anak yang dilahirkannya menjadi orang-orang yang berkembang secara sempurna. Mereka tentu menginginkan agar anak yang dilahirkan menjadi orang yang cerdas, pandai serta menjadi orang yang beriman kepada Tuhannya. Artinya dalam taraf yang sangat sederhana, orang tua tidak ingin anaknya menjadi generasi yang nakal serta jauh dari nilai-nilai pendidikan agama Islam.
Untuk mencapai tujuan itu, maka seharusnya orang tua menyadari tentang arti pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya khususnya pendidikan yang ada sangkut pautnya dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam. Karena itu semua merupakan tanggung jawab orang tua terhadap generasi yang dilahirkannya. Sehubungan dengan tanggung jawab ini, maka seharusya orang tua dapat mengetahui mengenai apa dan bagaimana pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga sendiri menurut Zakiyah Darajat (1996: 89) dalam bukunya ilmu pendidikan Islam “merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di antara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar pendidikan, di sini pendidikan berlangsung dengan semdirinya sesuai dengan tatananan pergaulan yang berlaku didalamnya”.
Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 7 ayat 1 dinyatakan bahwa “orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya”. Sementara itu pasal 7 ayat 2 dinyatakan pula bahwa “orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”. (Sisdiknas, 2003:7). Jadi dari sini jelas bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Oleh karena itu lembaga pendidikan keluarga selaku pendidikan yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, hendaknya selalu memperhatikan dan membimbing anak-naknya khususnya bimbingan dan didikan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan agama Islam karena itu merupakan kunci. Mengapa kunci? karena pendidikan agamalah yang berperan besar dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Jadi dalam hal ini jelas bahwa pembangunan sumber daya manusia, termasuk pembinaan anak, erat sekali kaitannya dengan penumbuhan nilai-nilai seperti takwa kepada Tuhan, jujur, disiplin, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini bukanlah suatu proses sesaat, melainkan suatu proses yang panjang yang harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masa anak-anak. Dengan menumbuhkan anak-anak sejak dini, akan lahirlah generasi anak Indonesia yang berkualitas.
Pendidikan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas itu sangat penting bagi manusia pada zaman kemajuan yang serba cepat ini, lebih-lebih pada abad yang akan datang. Dari sekarang telah terasa kuatnya persaingan antara orang perorang, antara kelompok, juga antar bangsa agar mampu bertahan dalam kehidupan yang serba dinamis. Hidup pada zaman seperti itu tidaklah mudah anak-anak harus disiapkan sedini mungkin, terarah, teratur, dan berdisiplin. Dalam kehidupan seperti itu godaan dan hal-hal yang dapat merusak mental serta moral manusia sungguh amat dahysat. Dan menghadapi zaman itu agama akan terasa lebih diperlukan. Oleh karena itulah peranan pendidikan keluarga sangat dibutuhkan sekali dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak semenjak dini agar mereka mampu menjadi tunas bangsa yang baik dan berkualitas
Keluarga sendiri menurut para pendidik sebagaimana yang dikutip Jalaluddin (2002: 216) dalam bukunya psikologi agama mengatakan bahwa:
“Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrat ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Tuhan pencipta berupa naluri orang tua. Karena naluri ini timbul rasa kasih sayang para orang tua pada anak-anak mereka, sehingga secara moral keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi dan melindungi serta membimbing keturunan mereka”.
Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa peranan pendidikan keluarga amatlah penting, apalagi pendidikan keagamaan. Karena pendidikan agama Islam di sini merupakan basic bagi anak-anak dalam rangka sebagai bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Orang tua selaku pendidik bagi anak-anaknya diharapkan agar selalu berperan aktif dalam menanamkan nila-nilai pendidikan agama Islam pada anak-anaknya. Karena menurut Rasulullah, sebagaimana yang di kutip Hasbullah (2003: 116) fungsi dan peranan orang tua mampu membentuk arah dan keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau, “setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua”.
Dari berberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam di Desa Buduab Kecamatan Suboh Kabupaten Situbundo, sebab di Desa ini perhatian dan peran orang tua terhadap pendidikan agama Islam anak-anaknya cukuplah besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya bentuk arahan, motivasi, serta latihan-latihan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya secara telaten dan sabar. Hal yang demikian dilakukan dan diupayakan oleh orang tua karena besarnya rasa tanggung jawab mereka akan pentingnya peranan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anaknya. Meskipun di antara mereka disibukkan dalam mencari nafkah sehari-hari namun hal itu tidak membuat surut mereka untuk selalu memperhatikan pendidikan anak-anaknya. agar anaknya tetap menjadi anak saleh, misalnya dengan jalan mengarahkan anak-anak mereka pada guru-guru ngaji ataupun pada lembaga-lembaga lain yang dianggap representatif untuk pendidikan anak-anaknya, seperti madrasah yang notabene merupakan lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan secara optimal.
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Menurut Tim Penyusun STAIN (2000:11-12) judul merupakan identitas formal atau cermin jiwa seluruh karya ilmiah. Pada dasarnya terdapat dua alasan dalam pemilihan suatu judul penelitian yakni alasan objektif dan alasan subjektif.
1. Alasan Objektif
a. Bahwa peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak merupakan masalah yang layak untuk diteliti, sebab di dalamnya membahas tentang tanggung jawab keluarga terutama orang tua terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Mengingat bahwa keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya.
2. Alasan Subjektif
a. Bahwa judul tersebut sesuai dengan ilmu pengetahuan yang penulis peroleh dari STAIN Jember.
b. Kesediaan dosen pembimbing untuk memberikan bantuannya berupa bimbingan pada penulis.
c. Tersedianya kepustakaan yang ada untuk penulisan skripsi ini.
C. PENEGASAN JUDUL
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan dalam memahami permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini, dan untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman, maka perlu ditekankan penegasan judul terlebih dahulu. Penegasan judul ini dimulai dari kata perkata kemudian dijelaskan secara keseluruhan.
1. Peranan
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:751) peranan diartikan sebagai “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.
2. Keluarga
Menurut Ayyub (1994: 254) pengertian umum keluarga adalah suatu kumpulan manusia dalam kelompok kecil yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak.
Sementara itu dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 471) keluarga itu memiliki pengertian:
a. Ibu bapak dengan anaknya, seisi rumah (seluruh)
b. Orang seisi rumah yang menjadi tanggungan
c. (Kaum) sanak saudara, kaum dan kerabat
d. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.
Dengan demikian kata keluarga yang dimaksud di sini berarti sekelompok kecil dalam masyarakat yang terdiri dari ibu, bapak dan anaknya.
3. Menanamkan
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 1001) diartikan sebagai berikut “memasukkan paham/ajaran”
4. Nilai-nilai
Menurut Bertens, sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno (2001: 76) dalam bukunya reformasi pendidikan “nilai merupakan sesuatu yang menarik bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya sesuatu yang baik”.
5. Pendidikan agama Islam
Sebelum menjelaskan pengertian agama Islam terlebih dahulu dijelaskan pengertian pendidikan pada umumnya. Menurut Muhibbin Syah (2000:10) dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses dengan metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Muhaimin (2002: 30) adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.
Dari pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa pendidikan agama Islam merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan baik oleh seseorang ataupun lembaga dalam rangka untuk menumbuh kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya kepada peserta didik.
6. Anak
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991: 6) anak diartikan sebagai “keturunan kedua/manusia yang masih kecil”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah anak yang dilahirkan dari rahim ibunya dan masih dalam tanggung jawab orang tua.
Dengan demikian yang dimaksud peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak. nilai-nilai yang ditanamkan menyangkut masalah nilai akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak sehingga dengan penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam tersebut akan terbentuk pribadi-pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
D. PERUMUSAN MASALAH
Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dari masalah yang harus dihadapi dan perlu dipecahkan, dalam hal ini Suharsimi Arikunto (1996: 25) menjelaskan bahwa: masalah mestinya menjadi bagian kebutuhan seseorang yang harus dipecahkan, orang-orang ingin mengadakan penelitian karena berhasrat mendapat jawaban dari masalah yang dihadapi.
Masalah menurut Moleong (1991:62) juga diartikan sebagai keadaan yang bersandar dari hubungan antara dua faktor yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Faktor yang menghubungkan tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep data empiris, pengalaman atau unsur lainnya. Jika kedua faktor itu didudukkan secara berpasangan akan menghasilkan kesukaran yaitu sesuatau yang tidak dipakai atau tidak dapat diterangkan pada waktu itu.
Oleh karena itu agar permasalahan tidak melebar, maka kami membatasi beberapa masalah sebagai berikut:
a. Fokus Masalah
Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Sub fokus Masalah
1. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah pada anak.
2. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai ibadah pada anak.
3. Bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak.
E. TUJUAN PENELITIAN
Dalam hal tujuan penelitian ini Sutrisno Hadi, (1993:3) berpendapat bahwa: suatu riset khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah:
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak.
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akidah pada anak .
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai ibadah pada anak.
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai akhlak pada anak.
F. MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian yang dilakukan tentu memiliki manfaat baik bagi yang melakukan penelitian, yang diteliti, ataupun bagi orang banyak.
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan penelitian ini adalah:
1. Sebagai salah satu bahan informasi yang memungkinkan dijadikan pertimbangan dan acuan bagi keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dalam berpikir dan aplikasinya
2. Ikut serta dalam mengembangkan sumbangan pemikiran karya ilmiah terhadap penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak
3. Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan konstribusi pemikiran yang dapat melengkapi penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan di fakultas ini.
G. ASUMSI DAN KETERBATASAN
1. Mengingat yang menjadi objek penelitian ini lebih banyak ditujukan kepada para keluarga di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo, maka mereka tidak bisa terlibat secara keseluruhan dalam penelitian ini, oleh karena itu diasumsikan bahwa untuk dapat mewakili mereka secara keseluruhan cukup hanya dipilih di antara mereka yang memahami terhadap masalah yang diteliti.
2. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam mengadakan penelitian dan dalam menyusun skripsi ini, maka peneliti berasumsi bahwa dengan waktu yang relatif sedikit ini sudah bisa terwakili untuk akhirnya dapat dikembangkan di masa yang akan datang.
3. Dengan tersedianya biaya yang relatif sedikit yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian ini, diasumsikan bahwa dengan dana yang demikian tersebut akan menghasilkan hasil yang memadai dan tidak mendapatkan kendala yang cukup berarti.
4. Mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman peneliti sehingga skripsi ini dirasa belum begitu sempurna.
H. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian, metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya suatu tujuan penelitian, di samping itu metode juga merupakan sesuatu yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhadjir (2002: 3 ) bahwa:
Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, Kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan; sedangkan metode penelitian mengemukakan secara tehnis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitiannya.
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller, sebagaimana yang dikutip oleh Moleong (1991: 3) bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secra fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kemasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya dan dalam perhatiannya”.
Sedangkan menurut Furchan (1992: 28) “Metode kualiataif adalah prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif yang berupa atau prilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek itu sendiri)”.
Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menghasilkan angka-angka, tetapi menghasilkan data-data deskriptif yang berupa ucapan dan prilaku dari subjek yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, yaitu dalam pandangan fenomenologis menurut Moleong (1991: 9) berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena fokus penelitian ini lebih sesuai untuk didekatkan pada kualitatif.
2. Penentuan Sampel Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snawball sampling. Dalam purposive sampling menurut Sutrisno Hadi (1990: 82) adalah pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkutpaut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumya.
Sedangkan teknik Snawball sampling menurut Dr. Sugiono (2001: 63) adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang bila menggelinding makin lama makin besar.
Prosedur perlaksanaannya adalah memilih informasi yang akan diteliti secara mendata dan disertai waktu penentuan pengumpulan data. Untuk memilih informasi adalah dengan mempertimbangkan siapa yang dipandang paling mengerti terhadap masalah yang diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil informan sebagai berikut: Kepala Desa, ulama’, guru ngaji, dan keluarga serta tidak menutup kemungkinan dari orang yang dianggap banyak mengerti tentang hal tersebut.
3. Metode Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data, menghimpun dan memperoleh data yang tepat dan valid.
Seorang peneliti harus cepat memilih dan mancari dimana sumber data berada. Oleh karenanya seorang peneliti harus mempu menentukan dengan cepat dan tepat dimana sumber dapat diperoleh dengan jalan menggunakan metode yang ada. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menghimpun data, antara lain:
a) Metode Observasi
Menurut (Sukandarumidi, (2002: 69) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselediki.
Mengenai jenis observasi, Sutrisno Hadi (1992: 141) dalam buku metodologi reseach, menyebutkan: 1). Observasi partisipan-non partisipan, 2). Observasi sistemati-non sistematik, 3). Observasi eksperimental-non eksperimental.
1. Observasi partisipan-non partisipan
Dinamakan observasi partisipasi jika orang yang mengadakan observasi ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang di observasi.
2. Observasi sistematik-non sistematik
Yaitu observasi dilakukan dengan cara membuat kerangka yang membuat faktor-faktor yang telah diatur katagorinya terlebih dahulu, dan ciri khusus yang telah diatur dalam katagori-katagori itu.
3. Observasi eksperimental-non eksperimental
Yaitu suatu observasi yang dilaksanakan oleh seorang peneliti dengan cara ia tiodak terlibat yang diselidiki akan tetapi ia merasa perlu mengendalikan dan mengatur situasi yang ada sehingga reseach dapat tercipta
Adapun jenis observasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi sistematis dengan cara membuat kerangka atau pedoman yang berisi hal-hal yang akan di observasi, dan observasi non partisipan yang mana dalam mencari data peneliti tidak mengambil secara langsung dalam kegiatan responden.
Peneliti menggunakan metode observasi untuk mendapatkan data tentang:
1) Kondisi objek penelitian.
2) Letak geografis objek penelitian.
b) Metode Interview
Metode interview dikenal juga dengan metode wawancara. Metode melengkapi metode observasi yang sebatas pada pengamatan dan pencatatan. Dalam interview ini dapat ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat di chek dengan pernyataan verbal.
Menurut Arikunto (2002: 132) wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoloeh informasi dari terwawancara.
Menurut Arikonto (2002: 132) dalam pelaksanaan metode interview dapat dilaksanakan dengan interview bebas, terpimpin, dan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
Sementara itu didalam buku prosedur penelitian suatu praktek, Suharsimi Arikunto (1998: 146) juga berpendapat bahwa ditinjau dari pelaksanaannya metode ini dibedakan menjadi: 1). Interview bebas, 2). Interview terpimpin, 3). Interview bebas terpimpin.
Adapun jenis interview yang dipakai dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin artinya pelaksanaan interview dilakukan secara perorangan dengan menggunakan pedoman pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Pada metode interview ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Metode ini bersifat fleksibel, sehingga demikian bahan-bahan dapat dengan mudah diinformasikan dan lebih objektif.
2. Adanya unsur kekeluargaan sehingga pertanyaan yang diajukan dapat diarahkan dalam permasalahan yang lebih positif dan dinamis.
3. Bisa berhubungan langsung dengan interviewer sehingga tercipta interaksi lebih komunikatif.
Metode interview ini dilakukan dengan: Kades, ulama’, guru ngaji, dan keluarga. Dengan maksud untuk memperoleh data tentang:
1) Sejarah berdirinya Desa
2) Peranan keluarga sebagai pendidik dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak
c) Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135), bahwa: Di dalam mengguankan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
Dengan demikian metode dokumentasi adalah untuk mempelajari data-data yang sudah didokumentasikan, seperti buku-buku, arsip, atau dokumen-dokumen yang deperlukan dalam pengumpulan data.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
1. Catatan tentang lokasi Desa
2. Struktur Desa
3. Jumlah penduduk
4. Personel perangkat Desa
4. Metode Analisa Data
Adapun yang dimaksud dengan teknik analisa data menurut Moleong (1991: 103) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Teknik analisa data sebagaimana yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman (1992: 16-20) membagi menjadi tiga komponen pokok yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisa yang memfokuskan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik. Reduksi data dapat berupa singkatan, coding, memusatkan tema, dan menulis memo.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan oleh seorang peneliti dalam rangka untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas tentang data yang ada. Dalam hal ini semua data yang baik, ringkas dan padat akan mempermudah seorang peneliti sendiri misalnya meliputi matrik, gambar/skema, jaringan kerja, tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan kegiatan analisa yang penting. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian lain konfigurasi yang utuh. Kesimpulan yang diverifikasikan dapat berupa suatu pengulangan yang ada dalam pikiran peneliti pada waktu menulis atau dengan replikasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data reflektif. Menurut Tim Penyusun STAIN, (2002: 16) analisa data reflektif yaitu kombinasi yang kuat antara berfikir deduktif dan induktif atau dengan mendialogkan data teoritik dengan data empirik.
Adapun data-data yang terkumpul adalah berupa data-data kualitatif, dimana tidak berupa angka-angka tetapi dinyatakan dalam bentuk simbol atau atribut-atribut tertentu, seperti struktur sosial, struktur perkawinan dan lain-lain.
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam sistematika pembahasan ini dijelaskan kerangka pemikiran dalam penyusunan skripsi ini, yang pembahasannya dibagi dua bahasan yakni pembahasan secara teoritik yang berdasarkan literatur dan bahan acuan sebagai referensi dan pembahasan analisis yang berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dari lapangan selama pelaksanaan penelitian.
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi dalam empat bab sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, yang terdiri dari alasan objektif dan alasalan subjektif, penegasan judul, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.
Bab II adalah bab yang memuat tentang tinjauan teoritik, yakni kerangka pemikiran secara literatur yang berupa pendapat-pendapat para tokoh yang berhubungan dengan judul. Dalam bab ini kemudian dikemukakan beberapa tinjauan teoritik tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak yang meliputi penanaman nilai-nilai akidah, nilai ibadah, dan nilai akhlak.
Bab III membuat pembahasan secara emperis tentang laporan dari hasil yang telah diperoleh dalam pelaksanaan penelitian yang meliputi latar belakang, objek penelitian, peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo serta penyajian data, analisis data serta diskusi dan interpretasi. Bab ini merupakan kajian untuk memaparkan data yang telah diperoleh serta untuk menemukan hasil akhir atau kesimpulan tentang peranan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak di Desa Buduan Kecamatan Suboh Kabupaten Situbondo.
Bab IV memuat tentang kesimpulan dan hasil penelitian yang berupa kesimpulan, saran-saran, penutup dan juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran
KLIK SKRIPSI LENGKAP TENTANG PERANAN KELUARGA
Label: absrak, akhlak dan aqidah, bab I, II, III, IV, kerangka teori, kesimpulan dan penutup, metode penelitian, nilai-nilai pendidikan agama, peran keluarga, pesan dan kesan, rumusan masalah, skripsi filetype: doc
14.11.12
NAMA-NAMA ISLAMI
DAFTAR NAMA-NAMA ISLAMI UNTUK ANAK LAKI-LAKI
Pada Postingan sebelumnya kami telah
memposting Beberapa Contoh nama-nama Islami untuk anak perempuan. Pada
kli ini akan kami posting contoh nama-nama Islami untuk anak laki-laki.
Semoga daftar nama dibawah ini sesuai dengan do'a yang kalian harapkan
untuk putra-putra saudara,. Akan tetapi Nama-nama dibawah ini masih
bersifat nama dalam bentuk satu kata, maka jika anda ingin membuat nama
putra anda dua atau tiga kata, bahkan jika lebih maka anda menghubung
kata-kata tersebut, jika masih ragu akan artinya bisa langsung bertanya
kepada teman-temannya yang bisa berbahasa arab, paling tidak kepada
teman anada yang tidak buta bahasa arab (pernah belajar bhs arab), kalau
mau bertanya lewat blog ini juga bisa,,, asal sabar untuk menunggu
sebab khawatir kami sedang tidak online.
Aamir : Memakmurkan
Aban : Perbuatan yang sangat jelas; Anak Utsman bin Affan
Abbad : Tekun beribadah
Abbas : Singa ; Nama paman Nabi
Azmi : Keteguhan hati
‘Aakif = Beriktikaf
‘Aali = Tinggi
‘Aamir = Memakmurkan
‘Ashim = Menjauhi maksiat
‘Aathif = Belas kasih
‘Aatik = Pemurah, Yang murni
Abadi = Yang Kekal
Aban = Lebih terang, lebih nyata, bersih
‘Abbad = Tekun beribadah
Abbad bin Bisyir = Yang selalu disertai cahaya Alloh, ahli ibadah yg tekun, dermawan, dan mu’min sejati
Abbas = Nama paman Nabi, nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abbasy = Rajin berusaha
‘Abduh = Hamba-Nya, julukan dari Nabi Muhammad SAW
Abdul Alim = Hamba Allah Yang Mengetahui
Abdul Azim = Hamba Allah Yang Agung
Abdul Aziz = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Bari = Hamba Allah Yang Banyak Kebaikan
Abdul Basit = Hamba Allah Yang Melimpah Nikmat
Abdul Baqi = Hamba Allah Yang Kekal
Abdul Dayyan = Hamba Allah Yang Membalas
Abdul Jabbar = Hamba Allah Yang Tegas
Abdul Jalil = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Jawad = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Fattah = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghafur = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghani = Hamba Allah Yang Pengampun
Abdul Hadi = Hamba Allah Yang Kaya
Abdul Hafiz = Hamba Allah Yang Memelihara
Abdul Haiy = Hamba Allah yang Hidup
Abdul Hak = Hamba Allah yang Sebenar
Abdul Hakam = Hamba Allah yang Menghukum
Abdul Hakim = Hamba Allah yang Bijaksana
Abdul Halim = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Hamid = Hamba Allah yang Terpuji
Abdul Hanan = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Ilah = Hamba Allah, hamba Tuhan
Abdul Karim = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Khaliq = Hamba Allah yang Mencipta
Abdullah = Hamba Allah
Abdul Latif = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Majid = Hamba Allah yang Mulia
Abdul Mannan = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Muhaimin = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Mu’ati = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Mun’im = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Nasir = Hamba Allah yang Menolong
Abdul Qadir, Abdul Qayyum = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Qahar = Hamba Allah yang Perkasa
Abdul Rauf = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Rahman = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Rahim = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Rasyid = Hamba Allah yang Bijaksana
Abdul Razak = Hamba Allah yang Memberi Rezeki
Abdul Syakur = Hamba Allah yang Bersyukur
Abdul Samad = Hamba Allah yang Menjadi Tumpuan
Abdul Salam = Hamba Allah yang Penyelamat
Abdul Wafi = Hamba Allah yang Setia
Abdul Wadud = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Wahab = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Warith = Hamba Allah yang Mewarisi
Abdul Wahid = Hamba Allah yang Esa
Abhar = Yang bergemerlapan, yang berseri
‘Abid = Yang beribadat, beribadah
Abidin = Yang beribadat
Abrar = Golongan yang berbuat kebajikan
Abrisam = Yang lembut/tampan
Absyar = Bergembira
Abu Bakar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Zar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Samah = Pemaaf, Yang bertoleransi
Abu Wasim = Yang tampan
Adabi = Kesopananku, kesusasteraan
Adam = Nama Nabi, ikutan, teladan
Ad-Daruquthni = Imam perawi hadist
Adham = Yang cantik, tali rantai, peninggalan Kuno
Adi = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Adib = Beradab, sopan, pujangga
‘Adil = Adil
Adlan = Keadilan
‘Adli = Keadilanku, kelurusanku, adil
‘Adnan = Nama org terdahulu
Adwa’ = Cahaya
Afdhol = Lebih Utama, terbaik
Affan = Pendaki, nama ayah Caliph Uthman
Affandi = Gelar bagi orang yang berkedudukan
Afham = Yang pandai
‘Afi = Pemaaf
‘Afif = Punya harga diri
Afiq = Yang mulia
Afkar = Yang bijak
Aflah = Yang beruntung, lebih sukses
Afnan = Kecantikan/seri
Afqar = Fakir
Afsar = Lebih Jelas
Afwu = Pemaaf
Agha = Ketua, pimpinan
Aghna = Berdikari
Ahda = Beroleh petunjuk
Ahlam = Impian, kesabaran
Ahlami = Impianku, kelembutanku
Ahlan = Keselamatan
Ahmad = Terpuji
Ahmas = Yang bersemangat
Ahna = Yang lemah lembut
Ahnaf = Yang berpegang teguh pada ajaran agama, lebih suci ( lurus )
Ahsan = Yang terbaik
Ahwas = Pemberani
Ahwaz = Yang bersungguh-sungguh
Ahza = Yang beruntung
Aibaq = Pesuruh
Aiyub = Nama nabi
Aiman = Yang bertuah, kanan
Aisar = Yang senang, mudah
Aisy = Mewah, kaya raya
Ajad = Berbuat baik
Ajmal = Cantik, molek
Ajwad = Yang lebih pemurah, terbaik
Akalil = Mahkota
Akbar = Yang besar
Akhdan = Sahabat
Akhtar = Yang terpilih
Akid = Yang kuat, teguh, tetap
Akif = Yang menumpukan dirinya pada sesuatu
‘Akif = Beri’tikaf
Akma = Pimpinan
Akmal = Sempurna, sangat pandai
Akram = Yang mulia, Lebih mulia
Akramah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Akwa = Yang perkasa, kuat
Alamar = Berlapis emas
Alamgir = Penakluk dunia
‘Alauddin = Ketinggian agama, kemuliaan agama
Al Baihaqi = Imam perawi hadist
Al Fatih = awal, pembuka, pertama
Alham = Beroleh ilham
‘Ali = Yang mulia, tinggi kedudukannya
Alif = Kawan rapat
Alim = Yang mengetahui
‘Alim = Berilmu
Aliuddin = Ketinggian agama
Aliyan = Yang tinggi
Allam = Sangat mengetahui
Allamah = Yang berilmu luas
Alma’ = Yang bergemerlapan
Altaf, Althaf = Baik hati, lemah lembut, lebih lembut
Altamis = Panglima, ketua
Alwan = Warna-warni
Alzam = Yang tekun
Amadi = Masa, matlamatku
Amad = Tujuan
Amal = Cita-cita, harapan
Amali = Cita-citaku, harapanku
Amaluddin = Cita-cita agama
Amami = Golonganku
Aman = Sentosa, keamanan
Amanat = Pertaruhan, amanah
Amani = Kesejahteraanku
Amanullah = Keamanan dari Allah
Amar = Yang ramai zuriat
Amili = Yang bekerja
Amin = Yang amanah, yang dipercayai, pemegang amanat
Aminin = Orang-orang yang aman
Aminuddin = Pengamanah agama
Amir = Putera, ketua, pemerintah, penguasa, pemimpin, makmur
Amiruddin = Pembela agama
Amjad = Mulia, soleh, lebih mulia
Amkrun = Orang-orang berkuasa
Ammar = Yang memakmurkan, yang kuat iman, penerang
Amnan = Tempat yang aman, ketenangan
Amni = Keamananku
Amran = Yang memakmurkan
Amrin = Perintah
Amrullah = Perintah Allah
Amrun = Kemakmuranku
Amsyar = Yang cergas
Amzar = Yang mulia
Anaqi = Keindahanku yang menawan hati
Anas = Kemesraan, cinta, kasih, mesra, periang
An’am = Yang diberi nikmat
Andar = Yang berseri
Anjab = Lebih utama dan bernilai
Aniq = Yang kacak lagi menawan hati
Anis = Yang mesra, teman setia, ramah tamah dalam pergaulan
An-Nasa’i = Imam perawi hadist
Anma = Yang maju
Anmar = Air yang bersih
Ansar = Penolong, penyokong
Ansari = Penolongku, penyokongku
Anshar = Kaum Anshar sahabat Nabi SAW
Antar = Berani dalam peperangan, nama pahlawan ksatria Arab
Anwar = Yang bercahaya, lebih bersinar, lebih bersih
Anwari = Cahayaku
‘Aqib = Balasan yang baik
‘Aqil = Yang baik budi, bijaksana, dapat dipercaya, pintar, berakal
Aqlan = Kebijakan
Aqhar = Yang gagah
Aqmar = Putih, cantik
Aqra = Pandai membaca
Arafat = Yang terkenal, kenalan
Arami = Panji-panji
Arfa = Yang tinggi, mulia
Arfan = Mengetahui
Arhab = Memanjakan, lebih lebar dan luas
Arham = Yang mesra
Arib = Yang mahir
‘Arif = Yang bijak, mengetahui, terpelajar, sholih, berwibawa
Ariffin = Yang bijak
‘Ariq = Baik budi, mulia asalnya, bijaksana
Arkam = Yang mulia, lebih mulia
Arkhan = Pondasi
Arman = Harapan, aspirasi
Arqam = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Arsalan = Nama seorang tokoh Islam
Arsyad = Yang sangat cerdik
Arumi = Asal keturunanku
Aryan = Kekuatan penuh
As’ad = Yang berbahagia
Asdaq = Benar
Asfa = Yang suci
Ashmah = Yang berani
Ashraf = Lebih luhur
Asif = Menggambarkan, melukiskan
Asil = Yang mulia, murni, bersih
Asir = Menawan, memikat hati, mempesona
Asjad = Emas, permata
Askari = Tentera
Aslam = Selamat, terkawal, masuk Islam
Aslah = Yang lebih baik
Asmah = Yang pemaaf
Asmai = Hati yang suci
Asmaan = Hati yang suci dan pendapat yang teguh
Asmar = Yang hitam manis
Asna = Yang tinggi, yang bersinar
Asnawi = Yang berseri, gemilang
Asri = Masaku, kemajuanku mengikut masa
Asyari = Perasaanku
Asyiq = Kekasih, pencinta
Asymawi = Pemberianku
Asyraaf = Yang mulia, Asyraf = lebih mulia
Asy’ar = Perasa, jiwa halus
Asyrani = Periang, kemegahanku
Asytar = Yang menawan
Ata = Pemberian, hadiah
Ataullah, Athallah = Karunia Allah
Athar = Suci, bersih
Athari = Yang bersih
‘Athif = Belas kasih
Athmar = Yang berjaya
Aththobarani = Imam perawi hadist
Atif = Belas Kasihan
‘Atik = Pemurah, yang murni
‘Atiq = Ka’bah, yang dimerdekakan
Atmam = Kesempurnaan
At-Tirmidzi = Imam perawi hadist
Atyab = Wangi
‘Aun = Bantuan, pertolongan
Aus = Pemberian
Aufa = Yang setia, lebih tepat
Auni = Ketetapanku
Awam = Yang tangkas
Awad = Gantian, pemberian
Awali = Pedang
Awadullah = Pemberian, gantian dari Allah
Awliya = Kekasih
Awraq = Yang memberi semangat
Awsam = Yang segak
Awuf = Yang wangi
Awwab = Yang banyak bertaubat pada Alloh
Awwadi = Yang bersungguh-sungguh
Awwal = Pandai mentakwil
Awwam = Perenang
Ayadi = Nikmat
Ayaz = Pekerja keras ( Persian )
Ayman = Beruntung, pemegang kendali yang benar
Aysar = Yang mudah
Ayyub = Nama nabi
Azad = Bebas, merdeka
Azam = Keazaman
Azamuddin = Keazaman agama
Azaim = Pelbagai azam
Azbin = Bersih, suci
Azfar = Yang berjaya, yang menang
Azhad = Yang zuhud
Azhar = Yang berseri, yang gemilang, lebih cerah
Azhari = Yang berseri, yang gemilang
Azib = Sabar dan gigih
Azim = Besar
Aziman = Keazaman
Aziz = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azizi = Kesayanganku, kekasihku
Azizan = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azka = Semakin maju, suci, bersih
Azman = Cita-cita, tekad
‘Azmi = Cita-citaku, tekadku, keteguhan hati
Azmil = Kawan rapat
Azri = Kekuatanku, penyokongku
Azwar = Rajin ‘
Azza = Perhiasan
‘Azzam = Kebulatan tekad, ziarah/emas
‘Azzan = Nama orang Dahulu
Baadi, Badi = Istimewa
Baahi, Baha = Termegah, terhebat
Baari = Pencipta, salah satu dari nama Alloh
Badar = Bulan penuh, bulan purnama
Badi’ = Indah
Badil = Pengganti
Badiuzzaman = Keindahan semasa
Badran = Bulan penuh (purnama)
Badri = Bulan purnamaku, mempercepat jalannya
Badrulmunir = Bulan bercahaya
Badrun = Bulan purnama
Badruddin = Bulan purnama agama
Badruz Zaman = Bulan purnama bagi jaman
Badrut Tamam = Bulan purnama
Badrut Taman = Bulan purnama yg sempurna
Baghawi = Nisbah
Bahadur = Berani, kuat
Bahauddin = Sinaran/ keindahan agama
Bahi = Indah
Bahij = Yang indah menawan, penggembira
Bahir = Elok, mempesona
Bahjan = Cemerlang
Bahjat = Kegemilangan, gembira, bahagia
Bahlawan = Pendaki gunung
Bahran = Bercahaya
Bahri = Kegemilanganku
Bahruddin = Sinaran agama
Bahzi = Pembelaku
Bais = Tentera
Bakhit = Yang bertuah
Bakhtiar = Yang bahagia
Bakir = Muda, pagi2 benar
Bakizah = Permata
Bakri = Pagi-pagi benar
Baliq = Fasih
Balyan = Nama auliya
Banan = Ujung jari
Banin = Yang bijak, gigih
Baqir = Sangat pandai, terpelajar
Bariq = Bercahaya, kemilau
Bariz = Menonjol
Barra = Yang bersih
Barzun = Utama, berani
Basil = Berani
Basim = Gembira, tersenyum, selalu tersenyum
Basir = Bijak, melihat
Basirun = Yang melihat
Basit = Pereka, pembuat
Baslan = Keberanian
Basri = Penglihatanku
Bassam = Suka tersenyum
Basyar = Pembawa berita baik
Basyarah = Indah
Basyir = Penyampai berita gembira
Basyirun = Yang melihat
Bayiyuddin = Sinaran agama
Bazil = Yang pandai
Bazilin = Yang menyumbang
Bazli = Kebijaksanaanku, kepakaranku
Bilal = Nama sahabat nabi, titisan embun
Biruni = Nama ulama besar
Bisyari = Kegembiraan
Bisyir = Berita gembira
Bisyrun = Berita gembira
Bunyamin = Nama saudara nabi yusuf
Budair = Berjalan cepat
Bukhari = Imam perawi hadist
Buraid = Dingin
Buraidah = Kesejukan
Burhan = Alasan, bukti, dalil, cahaya
Burhanuddin = Dalil/cahaya/ bukti agama
Busairi = Nisbah
Busrain = Kesegaran
Busran = Kabar gembira
Bustani = Tamanku
Dabir = Akar, asli, mutlak
Daffa = Pembela
Dafinah = Kekayaan yang tersembunyi
Dahin = Yang cerdik
Dahlan = Nama belakang ulama
Dailami = Askarku
Da’im = Kekal abadi
Da’in = Da’i, penyeru, pemanggil
Daisam = Lemah lembut
Daiyan = Hakim, pelindung, penjaga
Dalil = Petunjuk, pemimpin, model, teladan
Dana = Cerdas, bijak
Dani = Dekat
Daniyal = Nabi Alloh SWT
Danish = Pengetahuan, bijak
Daris = Pembaca, pelajar
Darul Muqomah = Tempat yg kekal ( surga )
Darwisy = Warak
Dasuqi = Keindahanku, cahayaku
Dawani = Nisbah
Daud = Nama Nabi Alloh SWT
Dhabit = Yang kuat ingatan
Dhafir = Menang
Dhahir = Yang membantu
Dhaifullah = Tamu Allah
Dhamir = Yang langsing
Dhamiri = Jiwaku
Dhiya’ = Cahaya, sinar
Dhiya’Ulhaq = Sina (cahaya) hak, sinaran kebenaran
Dhiya ‘Uddin = Cahaya agama
Dhiya’ur Rahman = Cahaya Yang Maha Pemurah
Dhobith = Cermat, kuat, hakim
Dhoif = Tamu
Dhoifullah = Tamu Alloh
Dhomin = Penjamin
Dhomir = Hati nurani
Dhomiri Fadhil = Hati nurani, yg utama
Dhomrah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhori’un = Orang2 yg merendahkan diri, tunduk
Dhowi = Bersinar
Dhu’un = Cahaya terang
Dhukhom = Gemuk
Dhuyuf = Tamu
Difa = Pertahanan
Dika = Ayam jago, jantan
Dika Azhari = Ayam jago, bunga
Din = Agama, kepercayaan
Dini = Agamaku
Din Syamsudin = Matahari agama
Dubies = Nama pahlawan arab
Durrani = Permataku
Durar = Mutiara
Dzahab = Emas
Dzaki = Cerdas, pandai, mudah, faham
Dzakir = Teguh pendirian, baik/kuat harapannya
Dzakka’ = Cerdik
Dzakwan = Harum semerbak, cerdas, jenius
Dzal Aidi = Punya kekuatan
Dzalkifli, Dzulkifli = Yang punya kesanggupan
Dzamar = Nama seorang raja Yaman zaman dahulu
Dzanun = Dzun Nun ( Nabi Yunus as )
Dzatil’imad = Yang punya bangunan2 tinggi
Dziban = Penghalau, yg membantu
Dzikro = Pengajaran, peringatan
Dzil Awtad = Punya pasak2 ( tentara yg banyak )
Dzimar = Kehormatan diri
Dziyab = Memperoleh harta, serbuan
Dzulfiqar = Nama pedang Rasulullah SAW
Dzul Autad = Punya tentara yg banyak
Dzul Fahmi = Punya kefahaman
Dzul Rahman = Yang Maha Pemurah
Dzulfaqor = Nama pedang sahabat Ali bin Abi Thalib
Fadal = Keutamaan
Fadhl = Kebaikan, kelebihan, sisa
Fadhali = Kelebihan, keutamaan
Fadhil = Orang yg berbuat kebaikan, utama, mulia
Fadholi = Kelebihan – keutamaan
Fadhlurrahman = Keutamaan dari Allah, Anugrah Arrahman
Fadi = Penebus
Fadil = Yang mulia, murah hati, yg utama
Fadl = Dermawan, murah hati
Fadlan = Keutamaan
Fadli = Kelebihanku, ihsanku
Fadlin = Keutamaan
Fadlullah = Kelebihan Allah
Faeyza = Sukses, hidupnya meningkat
Fahad = Harimau bintang
Fahd = Harimau
Fahim = Yang faham, memahami, pintar, rajin belajar
Fahmi = Kefahamanku, pemahaman
Fahman = Kefahaman
Fahri = Kebanggaan
Fa’id = Tetap, berhasil, istimewa, sungguh2
Faiq = Tertinggi, utama, terkenal, terkemuka
Fairuz = Batu permata
Faisal, Faishal = Penyelesaian, pemisah antara hak dan batil
Fa’iz = Berjaya, menang
Fa’izin = Orang2 sukses
Fajar = Cahaya putih
Fajari = Waktu fajar
Fakhir = Kebesaran, yang baik, kejayaan
Fakhr Al Din = Kejayaan agama, kemenangan agama
Fakih = Menyenangkan, sedap
Fakhir = Kebesaran, yang baik
Fakhri = Kemegahanku, kebanggaan
Fakhruddin = Kebanggaan agama, keutamaan dari Alloh
Fakhrullah = Kemegahan Allah
Falah = Jaya, sukses, beruntung
Falih = Sukses
Fannani = Seniman
Faqih = Yang mengerti, ahli fiqh, bijaksana
Faraj = Kelonggaran, pelepasan
Farhan = Bergembira
Farhat, Farhun = Kegembiraan
Farid = Istimewa, permata, tiada bandingan, tunggal, permata yang mahal
Fariduddin = Permata agama, keistimewaan
Faris = Yang alim, penunggang kuda, ksatria
Faruq = Pembeda antara benar dan salah
Fasahat = Fasih, lancar
Fasih = Yang fasih
Fathan = Kemenangan, Cerdas
Fathi = Pembuka, kemenanganku
Fathuddin = Pembukaan, kejayaan agama
Fathul Islam = Pembuka, kejayaan Islam
Fathullah = Pembukaan, kejayaan Allah
Fathurrahman = Pembukaan, kejayaan Allah yang pengasih
Fatih = Pembuka, perintis, pemenang, penakluk
Fattah = Penakluk
Fauhad = Anak kecil yang gemuk
Fauzi = Kejayaanku
Fauzan = Kejayaan, kemenangan
Fawwaz = Berjaya
Fayyadh = Murah hati
Fidai = Pengorbanan
Fikri = Fikiranku, pemikir, pemikiranku
Firas = Kecerdikan, tajam pikiran
Firdaus = Nama syurga
Fitri = Semulajadi
Fuad = Hati, jiwa
Fuadi = Jiwaku
Furqan = Bukti, kenyataan, pembeda benar dan salah
Fudail = Kelebihanku, kemuliaan
Gadi = Keberuntunganku
Ghadi = Singa
Ghaffar = Sedia mengampuni, lembut hati
Ghaffur = Pengampun
Ghailan = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Ghaisan = Rupawan
Ghaisani = Cantik dan muda
Ghali = Mahal
Ghalib = Yang menang
Ghanim = Yang mencapai kejayaan
Ghanimi = Kejayaanku
Ghani = Kaya, mewah
Ghassan = Kecantikan dan kelembutan remaja, nama suku arab
Ghaus, Ghauts = Pertolongan
Ghazali = Nama seorang sufi dan filosof muslim
Ghazlan = Tenunan
Ghazi = Pejuang
Ghoits = Hujan
Gholi = Mahal, sesuatu yg bernilai tinggi
Gholib = Pemenang
Ghomid = Pedang dlm sarungnya, nama Kabilah di Hijaz
Ghonam = Penjaga rampasan perang
Ghonim = Yang mendapat keuntungan
Ghosan = Sumber air di padang pasir, usia muda belia
Ghozi = Prajurit di medan perang, bertujuan
Ghufran, Ghufron = Keampunan, pengampunan
Ghulam = Anak muda
Ghulaman Zakiya = Anak muda yg suci
Ghulwani = Keremajaan dan kecerdasan
Ghulan = Remaja
Ghurofan = Tempat2 yg tinggi
Ghusun = Tangkai pohon
Haban Mutarokiba = Butir yg banyak
Habbab = Yang mengasihi
Habib = Kekasih, sayang, dicintai
Habibi = Kesayanganku
Hablan = Yang penuh
Habri = Kegembiraanku
Hadi = Yang memimpin, penunjuk jalan
Hadwan = Ketenangan
Hadrami = Nisbah
Hadad = Dewa Syria yg jantan
Hadari = Maju
Haddad = Lautan
Hadi = Penuntun, seseorang yg religius
Hadif = Yang mempunyai matlamat
Hafidh = Pemelihara, Penghafal
Hafiz = Penjaga, pelindung
Hafizuddin = Pemelihara agama
Hafuza = Pemberi semangat
Haidar = Berani, singa
Haikal = Pokok yang besar dan subur
Hail = Yang disegani
Ha’im = Yang mengelilingi
Haimadi = Pujian agama
Haiman = Yang cinta, asyik, menguasai
Haitham = Yang mudah, singa
Haiyan = Yang hidup
Hajaj = Pelawat
Hajib = Pendinding
Hajid = Yang sholat tahajjud
Hajim = Pelindung
Hajid = Yang sholat malam ( tahajjud )
Hakam = Pengadil
Hakim = Bijaksana
Hakmani = Pengadil
Hamad = Terpuji
Hamas = Berani
Hambali = Pengikut Imam Ahmad bin Hambali
Hamdan = Terpuji, pemuji Alloh
Hamdawi = Yang memuji
Hamdi = Pujianku, pujian
Hamdun = Terpuji, pujian
Hamid = Yang memuji
Hamiduddin = Pujian agama
Hamim = Teman karib
Hamimi = Teman karibku
Hamiz = Cerdik, kuat, tampan
Hamizan = Cerdik, kuat, tampan
Hamlan = Berdiri sendiri
Hammadi = Pemuji
Hammam = Yang mempunyai kemauan keras
Hammani = Pemberi semangat
Hamsyari = Anak jati watan
Hamud = Yang banyak memuji
Hamzah = Kebijaksanaan, nama paman Nabi
Hamzi = Ketegasanku
Hanafi = Kelurusanku, pengikut Imam Abu Hanifah
Hanania = Dikasihi Allah
Hani, Hani’ = Yang mengucapkan selamat
Hanif = Muslim yang teguh, yang lurus, bersih, suci
Hanin = Kesayangan
Hanis = Berani
Hanun = Kesayangan
Hariri = Suteraku, nisbah
Haris = Pengawal, pelindung
Hariz = Pemelihara
Harith = Kuat, berusaha
Harraz = Yang amat warak
Harun = Nama nabi
Harzan = Penjagaan
Hasan = Indah, baik
Hasbi = Yang memadai bagiku
Hasbullah = Jaminan Allah
Hashim = Nama kakek buyut Nabi
Hasib = Berketurunan mulia
Hasif = Kemas, rapi
Hasnain = Dua kebaikan
Hasnun = Yang baik
Hasnawi = Kecantikan
Hassan = Sangat baik, bagus
Hasyiem = Yang bermaruah
Hasyim = Pemurah, yang suka menjamu orang
Hatadi = Keaslianku
Hatim = Pemutus, penentu, murni, yang lurus, benar
Hauzan = Mahluk Manusia
Hawari = Pengikut setia
Hawwari = Penolong, bersih
Hawwas = Yang bersemangat
Haziq = Cerdik, pandai
Hazim = Tegas, cermat, bijak, teliti
Hazmi = Ketegasanku
Hazwan = Pemberianku
Hayfa = Rupawan
Hayyun = Hidup
Helmi = Sabar dan berakal
Hfiy = Yang memuliakan
Hibatullah = Kurnia, anugrah Alloh
Hibban = Ibnu Hibban Pewari Hadist
Hidayat = Petunjuk
Hidawi = Pemberian
Hidayatullah = Petunjuk Allah
Hijazi = Kebersihanku
Hikmat = Hikmat
Hilal = Bulan sabit
Hilman = Kesopanan, kesabaran
Hilmi = Kesopananku, kesabaranku
Himmat = Cita-cita
Hisham = Nama orang Arab populer
Hisyam = Murah hati
Hisyamuddin = Kemurahan agama
Hiwayat = Yang disukai
Hubaib = Kekasih
Hulaif = Yang setia
Hulawi = Yang manis/menarik
Humaidi = Kepujianku
Humam = Maharaja, memiliki jiwa kepahlawanan, dermawan
Humdi = Yang memuji
Husam = Pedang yang tajam
Husain = Elok, cantik, indah, baik
Husaini = Kebaikanku
Husnayan = Kemenangan, syahid
Husni = Indah
Husoin = Benteng pertahanan
Huwaidi = Kembali kepada yang hak
Huzaifah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Huzaiman = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Ibad, Ibaad = Rajin beribadah, hamba-hamba Alloh
Ibkar = Pagi hari
Ibnu = Anak laki2
Ibnu Abbas = Nama sahabat dan paman Nabi Muhammad SAW, ahli tafsir
Ibnu Hajar = Nama ulama penyusun kitab hadits Bulughul Marom
Ibnu Kholdun = Filosof dan sosiolog muslim
Ibrahim = Nama nabi, ayah yg baik
Ibtisam = Senyuman
Idlan = Keadilan
Idraki = Pengetahuanku, kefahamanku
Idris = Nama nabi
Idrus = Singa
Iffat = Kehormatan diri
Iftikhar = Kehormatan, pembawa kehormatan
Iftiqar = Keperluan
Ihsan = Kebaikan
Ihtisyam = Kehebatan
Ijlal = Penghormatan, petunjuk, mulia, terhormat
Ikhlas = Memuliakan
Ikhtiari = Pilihanku
Ikhtiaruddin = Pilihan agama
Ikhwan = Persaudaraan
Ikram = Menghormati
Iktidal = Keadilan
Iktimad = Berserah
Iktisham = Tenaga
Ilham = Ilham, isyarat yang baik
Iliya = Nama nabi
Ilyas = Nama nabi
Ilyasa = Nama nabi
Imadi = Sokonganku
Imaduddin = Tiang agama
Imam = Pemimpin
Iman = Iman, keimanan
Imdad = Tolong, bantu, sokong
Imtiyaz = Pilihan
Imran = Budi bahasa, nama ayahanda Maryam AS
Inas = Kelembutan
Inayat = Pertolongan
Insaf = Kesadaran
Intisar = Kemenangan
Iqbal = Kejayaan, pujangga muslim, kemajuan
Iqtidar = Kekuatan, tenaga
Irfan = Kebijaksanaan, kesyukuran, pengetahuan
Irsyad = Nasihat, panduan, petunjuk
Irsyaduddin = Panduan agama
Is’ad = Beroleh taufiq
Isa = Nabi nabi
Isam = Orang sukses dengan usahanya sendiri
Ishak = Nama nabi
Isham = Maksum
Ishmat = Kekuatan menjauhi maksiat
Iskandar = Nama seorang raja
Islam = Kesejahteraan
Islah = Pembetulan
Isma = Pemelihara
Ismail = Nama nabi
Ismat = Ketulinan, kesucian
‘Ismat = Kekuatan menjauhi maksiat
Israr = Persendirian
Istafa = Pilih, suka
Isyhad = Penyaksian
Isyraf = Pengganti, pengawasan
Isyraq = Memberi sinar
Ithar = Mengasihi orang lain
I’tishom = Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat
Iwadh = Pengganti
Iyad = Sokongan, kekuatan, gunung yang sukar didaki
Izdihar = Perkembangan, kemajuan
Izdiyad = Pertambahan
Izz = Kekuatan
Izzan = Kepatuhan
Izzat = Kemuliaan
Izzudin, Izzuddin = Kemuliaan agama
Izzul Haq = Kemuliaan yang haq, sebenar-benarnya kemuliaan
Izzul Islam = Kemuliaan Islam
Jaad = Sungguh2, dermawan
Jaafar = Anak sungai
Jaballah = Hadiah Allah
Jabalun = Gunung, bukit
Jabir, Jabr = Pemberi kenyamanan, penghibur
Jabil = Yang kreatif
Jabran = Pengganti, pembetul
Jabri = Pertolonganku
Jabrullah = Pertolongan Allah
Jadid = Baru
Jadir = Pemurah
Jadulhaq = Jalan kebenaran
Jaffan = Yang terkawal
Jafin = Yang mengawal
Jafni = Kawalanku dari kejahatan
Jahdi = Kemampuan
Jahid = Yang berusaha
Jahran = Yang tangkas
Jaiz, Ja’iz = Boleh
Jalal = Kemuliaan, keagungan, semarak, cahaya, keindahan
Jalaluddin = Kemulian agama
Jali = Yang nyata
Jalil = Yang mulia
Jalud = Kuat dan sabar
Jamal = Kecantikan, keindahan, cemerlang
Jamali = Kecantikanku
Jamaluddin = Keindahan agama
Jamalullail = Keindahan malam
Jam’an = Kesatuan, 2 pasukan
Jamhari = Kelompok manusia
Jamil = Yang tampan, indah
Jamri = Perhimpunanku
Jamsyir = Kecantikan
Jarir = Tempat bertumpu
Jaris = Karunia Allah
Jarullah = Tetangga Allah
Jasim = Badan, Fisik
Jasir = Keberanian
Jauhar = Permata
Jauhari = Permataku
Jauni = Keputihan, siang
Jauzan = Pertengahan
Jawad, Jawwad = Murah hati, pemurah
Jawahir = Permata
Jazali = Kegembiraanku
Jazil = Besar, banyak
Jazim = Mempastikan
Jazli = Fasih
Jazman = Tekad bulat
Jazmi = Tekad yang kukuh
Jazlan = Gembira, riang
Jazman = Tekad yang kukuh
Jazuli = Nisbah
Jihad, Jihadi = Perjuangan
Jihan = Kemegahan
Jilani = Penyiaranku
Jiratullah = Bantuan Allah
Jiwari = Jaminanku
Jiyad = Yang Baik
Juani = Sinaranku
Jubair = Pertolongan, nama ulama besar
Jubran = Nama sastrawan
Jufri = Keluasan, di tengah
Juhair = Suara Nyaring, Lantang
Juhlan = Yang termulia
Juman = Mutiara
Jumani = Mutiaraku
Junaid = Tentara
Junaidi = Tentaraku
Junaidun = Tentera
Jundi = Prajurit
Juwaidi = Keelokanku
Kaab, Ka’ab = Kemuliaan, terhormat
Kabir = Agung, besar
Kadar = Berkekuatan penuh
Kadhim = Menahan Diri
Kadin = Teman, rekan, kawan
Kahla = Dewasa
Kailani = Nama seorang ulama, nama kitab Shorof
Kafil = Penjamin
Kafila = Saksi
Kalim = Ahli pidato
Kalimatullah = Kalimat Alloh
Kamal = Kesempurnaan
Kamaluddin = Kesempurnaan agama
Kamaruddin = Bulan agama
Kamaruzzaman = Bulan masa
Kamarul Arifin = Bulan orang arif
Kamil = Sempurna
Karami = Kemuliaanku
Karim = Yang mulia
Kariman = Haji dan jihad
Karman = Kemuliaan
Kasir = Melimpah, banyak
Katib = Juru tulis
Kazhim = Menahan diri
Kazim = Penyabar
Khabir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, pakar, berpengalaman
Khadim = Sukarelawan
Khairan = Kebaikan
Khairani = Kebaikanku
Khair, Khairi = Kebaikan, kebajikanku
Khairin = Kebaikan
Khairul Anwar = Cahaya yang baik
Khairuddin = Sebaik-baik agama, kebaikan agama
Khairullah = Kebaikan dari Allah
Khairul Amirin = Sebaik-baik pembina
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Harisin = Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan = Persaudaraan yang baik
Khairun Nas = Sebaik-baik manusia
Khairul Zaman = Sebaik-baik masa
Khaizuran = Ketua, pemimpin
Khalaf = Anak yang baik, pengganti, ulama
Khalas = Yang selamat
Khadhi = Orang yg rendah hati
Khairi Habibullah = Kebaikan, kekasih Alloh
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Hadi = Sebaik-baik yang memberi petunjuk
Khairul Jamal = Sebaik-baik keindahan
Khairul Umam = Sebaik-baik umat, nama seorang seniman
Khaldun = Kekal, nama seorang ahli sejarah
Khalid (Abd) = Yang kekal
Khalil = Sahabat, Kesayangan
Khalifah = Pengganti, wakil
Khalili = Sahabat
Khalis, Khalish = Suci, ikhlas, murni
Khallad = Yang kekal
Khan = Ketua, pemimpin
Khasyi = Orang yg khusu’ dlm sholat
Khattab, Khatthab, Khatib, Khathib = Ahli pidato
Khawatim = Akhir, cincin
Khayam = Pembuat khemah
Khayru = Lebih baik
Khazin = Penyimpan harta negara, bendahara
Khazindar = Penjaga kekayaan
Khidir = Nama nabi, orang shaleh kawan Nabi Musa AS
Khilfi = Pengganti
Khithoba = Berbicara
Khiyar = Pilihan terbaik
Khobir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, ahli mengetahui
Khosyi = Orang yang khusyu’ dalam shalat
Khodhi’ = Orang yang rendah hati
Khodim = Jejaka
Khofiqur Ruh = Yang menarik hati
Khoir = Baik, lebih baik
Khoiri, Khoiron = Kebaikan
Khoir Sholih = Baik, sholih
Khoiruddin = Yang baik agamanya
Khoirul Anam = Sebaik-baik makhluk
Khoirullah = Kebaikan dari Alloh
Khoirun Maqoma = Lebih baik tempat tinggalnya
Khoirun Marodda = Lebih baik kesudahannya
Khoirun Nuzula = Hidangan yg lebih baik
Khola’ifal Ardhi = Penguasa-penguasa di muka bumi
Khorulfashilin = Pemberi keputusan yang baik
Khozin = Penyimpan harta
Khuararizmi = Nisbah
Khudari = Nisbah
Khumaini = Pandangan yang jauh
Khursyid = Matahari
Khuwailid = Kekal
Kiram = Mulia
Kiraman = Mulia
Labib = Cerdik, munasabah, bijaksana, cerdas
Labid = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lahmuddin = Kekuatan agama
La’iq = Yang layak
Lais = Berani
Lamani = Kegemilanganku
Lamih = Mengkilat
Lami’ = Mengkilat
Lamin = Kepercayaan
Lathif = Halus budi, sopan
Latif = Lembut, bersopan
Lazim, Lazman = Tetap
Liaqat = Kebolehan, keupayaan
Libasut Taqwa = Pakaian taqwa
Lisana Shidqin = Buah tutur yang baik
Liwauddin = Panji agama
Liwaun Nasari = Panji kemenangan
Lizam = Yang mendiami
Lu’ay = Nama seorang datuk Nabi Muhammad SAW
Lubaid = Yang kaya
Lubawi = Yang pintar
Lujain, Lujaini = Keputihan, perak
Lukman, Luqman = Nama nabi, bijaksana, jalan yg jelas
Luqmanul Hakim = Luqman yang bijaksana
Lutfan = Lemah lembut
Luthfi = Keramah-tamahan
Luthfi Hamid = Keramah-tamahan yang terpuji
Luthfi Yazid = Keramah-tamahan, bertambah
Lutfi = Kehalusanku, lembut
Lutfilah = Taufik Allah
Lutfil Hadi = Taufik Allah Yang Hadi
Lutfir Rahman = Pertolongan Allah
Luth = Nama nabi
Luzman = Tetap
Ma’ayisy = Penghidupan, keperluan2 hidup
Maajid = Mulia
Maalik = Yang memiliki
Maamar = Kemakmuran
Maarif = Kecantikan, pengetahuan
Maasyir = Pandai bergaul
Mabruk = Yang diberkati
Mabrur = Membuat kebajikan
Madani = Kemajuan
Mahadhir = Menulis kebaikan
Mahasin = Kebaikan
Mahamid = Pujian, terpuji
Mahbub = Dikasihi, disukai, dicintai
Mahdi = Yang mendapat hidayah
Mahfuz = Terpelihara
Mahir = Pakar
Mahmud = Terpuji
Mahran = Kebijaksanaan
Mahrus = Yang dijaga
Mahzuz = Bernasib baik
Ma’in = Air mengakir yg sangat jernih
Maisur = Yang senang
Majad = Kemuliaan
Majdi = Kemuliaanku, kemuliaan
Majduddin = Kemuliaan agama
Majid = Dihormati
Makarim = Kemuliaan
Makhlad = Yang kekal
Makhluf = Maju
Ma’mun = Aman, yg dapat dipercaya
Malazi = Tempat perlindungan
Ma’lum = Yang diketahui
Mamduh = Terpuji
Manaf = Ketinggian, kenaikan
Manan = Pemurah
Mansur = Pemenang, yang mendapat pertolongan
Manzur = Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul = Diterima, dipersetujui
Mar’ie = Terpelihara
Marjan = Batu karang
Marzuq = Yang mendapat rezeki
Marzuqi = Rezekiku
Marwan = Urusan yang lurus, seorang Khalifah dari Bani Umayyah
Masrur = Yang riang, suka
Masyhur = Kesohor
Masykur = Yang bersyukur
Mas’ud = Bertuah, bahagia
Masyhad = Kesaksian
Masyahadi = Persaksianku, tuntutanku
Masyruh = Lapang dada
Masun = Yang terpelihara
Matlub = Cita-cita
Maula = Pemimpin
Maulawi = Yang berzuhud (Maulana)
Mawardi = Nisbah, air mawarku
Mazhud = Yang zuhud
Maziz = Mulia
Miftah = Pembuka, perintis
Mifzal = Teramat mulia
Mikbad = Ibadah
Mikdam = Berani
Mikyad = Yang bertaubat
Minhaj = Acara, biasa
Mirza = Anak yang baik
Misbah = Pelita, cahaya
Mizwar = Rajin berkunjung
Muammar = Panjang umur
Muawiyah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muayyad = Kuat, menang
Muaz = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muazzam = Dihormati, disanjungi
Mubarak = Yang diberkahi
Mubasyir = Pembawa petanda yang baik
Mubin = Sinar, jernih
Mudrik = Berakal, memahami
Mughis = Penolong
Muhaimin = Yang memelihara dan mengawal
Muhajir = Yang berhijrah
Muhammad = Yang terpuji, di rahmati
Muharram = Bulan Muharram
Muhazzab = Terdidik
Muhibbuddin = Pengasih agama
Muhsin = Yang berbuat kebaikan
Muhib = Kekasih, peminat
Muhtadi = Beroleh hidayah
Muhyiddin = Yang menghidupkan agama
Muinuddin = Pembela agama
Muizzuddin = Penyokong agama
Mujahid = Pejuang Islam
Mujib = Penyahut
Mujibuddin = Penyahut agama
Mujibur = Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih
Mujtaba = Yang terpilih
Muktasim = Terjaga
Mukhtar = Terpilih
Mukti = Pemberani
Mu’min = Seorang yang beriman
Mulhim = Pemberi inspirasi
Munabbih = Pemberi peringatan
Muntasir = Pemenang
Munawwar = Berkilau
Munawwir = Bersinar
Munir = Yang menerangi
Munsif = Adil, bijaksana, jujur
Muntazar = Yang diawasi
Munzir = Yang memberi amaran
Muqtadir = Yang berkemampuan
Muqri = Ahli ibadat
Murad = Keinginan, cita, tujuan, maksud
Muradi = Harapanku
Mursil = Wakil
Mursyid = Pembimbing, guru, pemberi petunjuk
Murtadho = Diridhoi
Mus’ab = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Musa = Nama nabi
Mus’ad = Yang bahagia
Musaid = Penolong
Musawi = Yang adil
Musayyad = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muslih = Yang membaiki, membuat perubahan
Muslihin = Yang memulihkan
Muslihuddin = Pemulih agama
Muslim = Menyerah diri kepada Allah
Mustafa, Mushthafa = Terpilih
Mustaqim = Yang lurus
Musyrif = Tinggi, pengawas
Mutalib = Yang menuntut dari masa ke semasa
Muwaffaq = Untung
Muzaffar = Kemenangan
Qabus = Orang yg gagah, tampan dan baik kulitnya
Qa’id = Pemimpin
Qadir = Kemampuan
Qaiser = Raja
Qani’ = Puas
Qarin = Yang dekat, teman
Qashid = Yang menuju pd kemudahan
Qasim = Orang yg memberi
Qaulalhaq = Perkataan yang benar
Qiyaman = Pokok kehidupan
Qobus = Lelaki berwajah tampan
Qoid, Qo’id = Pemimpin
Qosim = Ganteng, yang membagi
Qosiim = Yang molek, bagian
Qudamah = Lama, dahulu
Quraisy = Suku bangsa arab asal Rasulullah SAW
Qushayyi = Jauh pemikirannya, nama nenek moyang Nabi
Quthb, Qutub = Pemimpin, kutub
Rabah = Usaha, keuntungan
Rafaat = Sangat lembut, cinta
Rabbani = Arif dan soleh
Rabbi’ = Musim semi
Rabiti = Yang zahid
Raidi = Pelopor
Radi = Yang ridha
Rafa = Bahagia
Rafi, Rafi’ = Tinggi derajatnya
Rafidan = Sungai Dajlah dan Furat
Rafid = Penolong, pengawal, pemberi
Rafie = Tinggi dan mulia
Rafiq = Pendamping
Rafiqi = Pendampingku
Rafiqin = Pendamping
Rafiuddin = Pendukung agama
Raghib = Yang menyukai
Rahimi = Kesayanganku
Rahman = Pemurah
Rahmani = Kesayanganku
Rahmi = Belas kasih
Rahmuni = Yang penyayang
Rahmat = Rahmat, belas kasihan
Rahmatullah = Rahmat Allah
Raid = Perintis, ketua, pemimpin
Raihan = Bunga surga, tumbuhan yg harum
Raimi = Keutamaanku
Raif = Pengasih
Rais = Ketua
Raiyan = Yang puas
Raja’ = Harapan
Rajab = Bulan Rajab
Rajauddin = Harapan agama
Rajaie = Harapanku
Rajih = Timbangan yang mantap
Rakha = Berkehidupan enak
Rakin = Dihormati
Ramadhan = Bulan Ramadhan
Rami = Penuh kasih
Ramli = Penelitianku
Raihan = Wangi, harum
Ramzi = Lambangku
Rana, Rania = Kesukaan, kesenangan
Raqilla = Yang selalu berbuat kebajikan
Rashad = Kedewasaan, berperasaan baik
Rashin = Yang bagus, yang tetap
Rasin = Yang mantap
Rasmi = Yang rasmi, lukisanku
Rasuli = Wakilku, utusanku
Rasyad = Memperoleh petunjuk
Rasydan = Mendapat petunjuk
Rasyid = Petunjuk, cerdas, mendapat petunjuk
Rauf = Pengasuh, bermurah hati
Rauhillah = Rahmat Alloh
Rawi = Tubuh serta akal yang sihat
Raqib = Penjaga, pengawal
Rawiyani = Keindahanku
Razi = Nisbah
Razin = Berakhlak, serius dlm perilaku
Raziq (Abd) = Hamba yang murah rezeki
Riyad = Taman yang subur makmur
Rida = Keredhaan
Ridauddin = Keridhaan agama
Ridha = Kepuasan hati, ridho
Ridwan = Keridhaan
Ridhwan = Keridhoan Allah
Riffat = Pangkat yang tinggi
Rifai = Yang tinggi dan mulia
Rif’at = Ketinggian
Rifid = Penolong
Rifqi = Lemah lembut, kawan pendamping
Riman = Kijang
Riyadh = Taman
Rizqullah = Rejeki dari Alloh
Ruknuddin = Sendi agama
Ruslan = Wakil, penyampai
Rusli = Wakilku
Rustam = Berani, kuat
Rusydi = Kecerdikanku, penunjuk jalan lurus
Rusyaidi = Yang cerdik
Rusydan = Petunjuk
Rusyduddin = Kelurusan agama
Ruwaidi = Angin sepoi-sepoi
Ruzain = Tempat ketenteramanku
Sa’adah = Kebahagiaan
Saadan = Kebahagiaan
Saad = Bahagia
Saaduddin = Agama yang membahagiakan
Saadi = Kebahagiaanku
Sa’airollah = Syiar2 Alloh
Sabalik = Sepotong emas, perak
Sab’atuabhur = 7 laut
Sabikah = Penambang emas, nama sahabat Nabi SAW
Sa’danah = Burung merpati, kebahagiaan
Sa’di = Bahagia
Sa’diyah = Kebahagiaan
Sa’dun = Kebahagian
Sabahi = Ketua pejuang
Sabiq = Yang mendahului
Sabiq = Yang mengalahkan, Yang mendahului
Sabil = Jalan
Sabit = Yang baik, pemurah
Sabir = Yang sabar
Sabqi = Keutamaanku
Sabran = Kesabaran
Sabri = Kesabaranku
Sadad = Kejujuranku, bertindak tepat
Sadat = Pimpinan
Saddam = Pemberontak
Sa’di = Bahagia
Sadid = Benar, tepat
Sadiq = Yang benar, jujur, berkata sesuai kenyataan
Sadruddin = Pemimpin agama
Sa’dun = Bahagia
Safaraz = Dihormati
Safiy = Yang bersih dan jujur
Safiuddin = Kesucian agama
Safir = Wakil, duta besar
Safwan = Bersih, ikhlas, nama populer orang Arab
Saghir = Yang mengikut
Sahar = Akhir malam sebelum fajar
Sahil = Mudah, senang
Sahlan = Mudah, senang
Sahnon = Kehalusan
Sahli = Kemudahanku
Sa’i = Yang berjalan cepat, yang berusaha
Said = Bahagia
Sa’ud = Bahagia
Saidun = Yang berbahagia
Saif = Pedang
Saifuddin = Pedang agama
Saiful Islam = Pedang Islam
Saifullah = Pedang Allah
Sa’ihat = Yang berpuasa
Sajid = Orang yang sujud
Sakhawi = Kemurahan hati
Sakinah = Ketenangan, ketentraman
Salam = Keselamatan, keamanan
Salamat = Kesejahteraan
Salim = Selamat, terkawal
Saliman = Kesejahteraan
Salman = Selamat, terkawal
Salahuddin = Kebaikan agama
Salam = Kesejahteraan, keselamatan, keamanan
Samad = Serba baik
Samah = Toleransi
Samhari = Lembing yang keras
Sami = Tinggi kedudukannya
Samih = Pemaaf, pemurah, lemah lembut, toleran
Samir, Samirah = Penghibur, teman ngobrol
Samran = Pertolongan
Sama’an = Yang patuh
Samir = Penghibur, teman ngobrol
Sam’un = Pendengaran
Sanad = Tempat bergantung
Sanim = Yang derajatnya tinggi
Saniy = Yang tinggi, mulia
Sarah = Istri Nabi Ibrahim as
Sarhan = Kemudahan
Sarwan = Mempunyai kemuliaan dan kemurahan
Satir = Orang yang menutupi Aib dan dosa
Sattar = Menutup cela, aib
Sa’ud = Bahagia
Sayid = Tuan, kepala kaum, pemimpin
Shabhi = Pagi hari
Shabih = Bagus
Shabir, Shabur = Penyabar
Shabri = Sabar
Shaddam = Benturan
Shadiq = Benar, jujur
Shafar = Bulan Safar
Shafi = Jernih
Shafiy = Tenteram suci
Shafwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Shahib = Teman
Shaib = Tepat mengenai sasaran
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Shalahuddin = Kebaikan agama
Shalih = Baik
Sharaf = Kehormatan
Sharim = Berani, pedang tajam
Shibghotallah = Fitrah ALloh
Shiddiqin = Orang2 yg benar dlm ucapan dan perbuatan
Shidiq = Selalu membenarkan, julukan utk sahabat Abu Bakar
Shidqi, Shidqie = Benar, jujur
Shobhi = Pagi hari
Shobir = Penyabar
Shodiq = Benar, Jujur
Shofi = Jernih
Shohib = Teman
Shoib = Tepat mengenai sasaran
Shorim = Berani, Pedang Tajam, Singa
Shakil = Indah
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Shaleh = Baik
Shiddiq = Membenarkan
Shidqi = Benar, Jujur
Shofwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Siddiq = Yang membenarkan
Sidqi = Kebenaranku
Silmi = Kedamaianku
Sinwan = Kembar
Siraj = Pelita, lampu
Sirajuddin = Pelita agama
Sirhan = Berani, singa
Sirin = Nama seorang tabi’ie
Soleh = Yang baik
Solihin = Yang baik
Solihan = Yang baik
Subhi = Subuh
Su’da = Bahagia
Sufyan = Nama sahabat nabi Muhammad SAW, nama tokoh ulama
Suhaib = Kemerah-meraha
Suhail = Senang, mudah
Suhaili = Kemudahanku
Sukainah = Tenang, tentram
Sulaim = Sejahtera
Sulaiman = Nama nabi, sejahtera
Sulaimi = Kesejahteraanku
Sulhidar = Bersenjata
Sulaimah = Selamat
Sulwan = Kepuasan
Sulthan = Suktan, bukti yang kuat
Sunbul = Tangkai, Nama Binatang
Sunni = Penganut ajaran sunah nabi saw
Surur = Kegembiraan
Suud = Bahagia
Suwadi = Rahasiaku
Suhaid = Lembut, tampan
Sufi = Ahli tasawuf
Sulthan = Sultan, Bukti yang kuat
Sya’a'irillah = Syi’ar2 Alloh
Sya’ban = Bulan Sya’ban
Syabibi = Berusia antara 15 dan 30 tahun
Syabil = Bintang
Syaddad = Yang perkasa
Syadi = Pandai bersyair dan bernyanyi
Syafaat = Pembelaan, pertolongan
Syafi = Penyembuh
Syafii = Penganut Imam Syafii
Syafiq = Penyayang, belas kasih
Syafi’ = Memberi syafa’at
Syahid = Mati Syahid
Syahin = Burung yang panjang sayapnya
Syahir = Terkenal
Syahiran = Terkenal
Syahabuddin = Bintang agama
Syahid = Mati syahid
Syahin = Tiang neraca
Syahmi = Mulia, berani, bijak
Syaiban = Mendung bersalju
Syakib = Nama tokoh muslim
Syakir = Bersyukur, pengenang budi
Syalia = Penghibur hati
Syamil = Menyeluruh
Syamini = Keharuman yang tinggi
Syamlan = Memilih kurma yang masak
Syammas = Pelayan ibadah
Syamsi = Matahariku
Syamsir = Pedang
Syamsul Bahri = Matahari lautan
Syamsulhadi = Matahari petunjuk
Syamsuddin = Matahari agama
Syamsuzaman = Matahari/ pelita masa
Syaraf = Kemuliaan
Syarafat = Harga diri
Syarafuddin = Yang mulia agamanya
Syarahil = Nama khabilah
Syarbini = Nama Pohon, Nama Ulama Besar
Sya’rani = Nisbah Syukran = Kesyukuran
Syarif = Dipuji, mulia
Syarifuddin = Kemuliaan agama
Syaukat = Kekuasaan
Syauqi = Rinduku
Syawal = Bulan syawal
Syazani = Kecergasanku
Syazwan = Haruman kasturi
Syazwi = Keharumanku
Syihab = Pecahan bintang, meteor
Syihabuddin = Bintang agama
Syuaib = Nama nabi
Syu’bah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Syubli = Anak singa
Syuja’ = Pemberani
Syukri = Kesyukuran
Syukur = Kesyukuran
Syuruq = Terbitnya matahari
Syuwari = Kecantikanku
Tabari = Nama ulama
Taba’un = Yang menurut
Tabi’un = Yang mengikut
Tabrani = Nama ulama
Tadwin = Pencatatan
Taha = Tertentu, nama nabi
Tahir = Yang bersih dan murni
Tahsin = Menghiasi, perbaikan
Tahfiz = Usaha menghafaz
Taib = Yang baik
Ta’ib = Yang bertaubat
Ta’iq = Yang rindu
Taisir = Memudahkan, kemudahan
Tafhim = Usaha memahami
Tahzir = Usaha memberi peringatan
Tajuddin = Mahkota agama
Tajuzzaman = Mahkota masa
Tal’ah = Tampil, maju
Talal = Keindahan
Tal’at = Ketinggian
Talhah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Talib = Penuntut
Talitha = Gadis muda belia
Tamam = Kesempurnaan, sempurna
Tamim = Kejadian sempurna, orang yang kuat
Tamrin = latihan, pembiasaan
Tamamul Qamar = Bulan purnama
Taqi = Bertakwa
Taqiuddin = Bertaqwa untuk agama, takwa dalam agama
Taqris = Berperisa
Tarif = Istimewa
Tariq = Bintang subuh, pengetuk hati
Tasnif = Mengarang
Tasnim = Air terjun dalam syurga
Taufiq = Pertolongan, petunjuk
Taufiq Alhakim = Taufiq (Allah) yang Hakim (bijaksana)
Taufiq Arrahman = Taufiq (Allah) Maha Pengasih
Taufiqillah = Petunjuk Allah
Tauhid = Kemurnian Iman ( Keesaan Allah )
Tauqan = Kemampuan hati
Tawadu = Merendah hati
Ta’wilul Ahadits = Tabir mimpi
Thabit = Yang tabah
Thabrani = Nama periwayat hadits
Thabrani Ismail = Nama periwayat hadits
Thaha = Dua huruf permulaan surat
Thahir = Bersih, Suci
Thalal = Keindahan, Keadaan yang baik
Thalib = Penuntut Ilmu, Yang Mencari
Thamin = Yang tinggi nilainya
Thamir = Berjaya, berbuah
Thaqif = Bijak dan cepat faham
Tharwan, Tharwat = Kekayaan
Thauri = Revolusi
Thifal = Lembut
Thilal = Embun, hujan gerimis
Thin Lazib = Tanah liat
Tho’il = Kemampuan
Thomi = Tinggi
Thoriq = Orang yang mengetuk malam hari
Thoyyib = Baik
Thubat = Pahlawan
Thufail = Lembut, Halus
Tijani = Mahkota
Tsab = Tetap, lurus, tak goyah
Tsabat = Keteguhan hati, ketetapan
Tsabit = Yang tetap
Tsa’ir = Pemberontak
Tsamarun = Buah
Tsamin = Berharga mahal, tinggi harganya
Tsamud Kaum Nabi Shaleh as
Tsauban = Kembali berkumpul
Tsaqib = Jitu
Tsawab = Pahala
Tufail = Pengantara, gaya yang menarik
Ubadah = Sahabat nabi Muhammad SAW, tekun beribadah
Ubaid = Hamba, sahabat nabi Muhammad SAW
Ubaidan = Penyembahan
Ubaidullah = Hamba Allah
Ubbad = Banyak ibadat
Ujab = Keajaiban
Ujum = Benteng pertahanan
Ukasyah = Sahabat nabi Muhammad SAW, laba-laba
Ukail = Pintar, pandai
Ulil Aidi = Yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar
Ulil Amri = Pemerintah, pemimpin, ulama
Ulul Albab = Orang-orang yang berakal, para cendikiawan
Ulul Arham = Orang-orang yang punya hubungan darah
Ulul Azmi = Orang-orang yang mempunyai keteguhan hati
Ulul Fadhli = Orang-orang yang mempunyai kelebihan
Ulwan = Ketinggian, tinggi, jelas
Umar = Yang memakmurkan
Umair = Maju
‘Umair = Nama orang dahulu
Umaiyah = Sahabat Nabi Muhammad SAW
Umran = Kemakmuran
Umron = Pembangunan, ramai penduduk
Urwah = Singa
Usaid = Berani, singa
Usaimin = Dari Uthman
Ushaim = Memelihara dari keburukan
Usyair = Kawan, suami
Utaibah Persimpangan lembah
Uthman = Rajin dan gigih
Utbah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uwais = Pemberian
Uwamir = Nama Orang dahulu
Uzair Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uzzam = Singa
Waazin = Pengajaran
Wa’adi = Janjiku
Wabil = Pemurah, hujan lebat
Wadhoh = Wajahnya bagus, kulit putih
Wadi, Wadi’ = Aman, tenteram, tenang
Wadihan = Cantik
Wadud = Penyayang, cinta, dicintai
Wafdan = Perutusan yg terhormat
Wafi = Sempurna
Wafid = Tamu
Wafiq = Berjaya
Wafir = Lengkap – banyak kebaikannya
Wafiuddin = Setia pada agama
Wafiy = Setia, jujur
Wafri = Kekayaanku, keluasanku
Wahab = Pemberian
Wahib = Pemberi
Wahid = Tunggal, sendirian
Wahiduddin = Terulung pada agamanya
Wahiduz Zaman = Terulung pada zamannya
Wahnan = Mudah, senang
Wail, Wa’il = Perteduhan, perlindungan, yang kembali (berlindung) kepada Allah
Waiz = Penasihat, mubaligh
Wajdi = Kesayanganku, cinta, gembira, kaya, kuasa
Wajih = Orang yang berkedudukan
Wajihuddin = Yang terkemuka dalam agama
Waldan = Anak baik
Wali = Kekasih, pelindung
Walid = Kelahiran, yang dilahirkan
Waliuddin = Pembela dan pemelihara agama
Waqar = Ketenangan dan sopan santun
Waqur = Ketenangan dan kesopanan
Waqqas = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Waqiuddin = Pemelihara agama
Wardi = Bunga mawarku
Warid = Berani
Waris = Pewaris
Washif = Punya Sifat tertentu
Washil = Menyambung hubungan kekeluargaan
Wasil = Penghubung silaturrahim
Wasim = Rupawan
Wathiq = Yang berkeyakinan
Wazien = Pendapat yang kukuh
Wazif = Yang tekun, gigih
Wazir = Menteri, yang berkuasa
Wazni = Yang menimbang secara adil
Widad = Cinta, cita-cita
Wijdan = Sanubari, hati
Wisam = Pertanda, bintang kehormatan, medali
Yaala = Kemuliaan, tinggi
Yaaqub = Nama nabi
Yaarub = Mahir bahasa arab
Yaasir = Orang yang mudah
Yafi’ = Mulia, dihormati, tinggi
Yahya = Nama nabi, yang hidup
Yajri = Mengalir, berlari
Yakut = Permata
Yamin = Yang berkat
Yaqzan = Yang berwaspada
Yaqin = Penuh keyakinan
Ya’rub = Berbicara dgn bahasa Arab
Yaasiin = Ayat pertama surat yaasiin
Yasin = Nama nabi
Yasir = Yang senang
Yaslam = Yang selamat, berserah
Yassaar = Kekayaan, kemewahan
Ya’sub = Pemimpin kaum
Yasykur = Bersyukur
Yatim = Yang sangat berharga, tidak bandingannya
Yawar = Pengawal peribadi
Yazdan = Belas kasihan
Yazid = Berkat, bertambah, lebih
Yunan = Nama ulama
Yunus = Nama nabi
Yusri = Kesenanganku
Yusron = Kemudahaan
Yusuf = Nama Nabi
Zaalan = Rajin, giat
Zaafarani = Harum, wangi
Zabad = Keharuman kasturi
Zabadi = Keharumanku
Zabarjad = Batu permata seperti zamrud
Zabdan = Pemberian
Zabidi = Yang memberi
Zabir = Pintar, kuat
Zabran = Kuat, mampu
Zafar = Kemenangan/kejayaan
Zafir = Yang berjasa
Zafran = Kejayaan
Zafri = Kemenanganku
Zahab = Emas
Zahabi = Keemasan
Zahar = Sangat bergemerlapan
Zahid, Zahidi = Yang menjauhkan diri dari kemewahan, rendah hati
Zahil = Yang tenang
Zahin = Yang cerdik
Zahir = Yang cantik, berseri, cemerlang, warna cerah
Zahirul Haq = Pendukung Hak
Zahiruddin = Pembela agama
Zahran = Bunga, Keindahan, berseri, cantik
Zahwan = Sedap dipandang
Zaid = Pertambahan, kelebihan
Zaidan, Zaidun, Zaidi = Tambahan, kelebihan
Zaim, Za’im = Pemimpin
Za’im Sa’id = Bertanggungjawab, bahagia
Za’im Ukhrowi = Pemimpin akhirat
Zain, Zaini, Zainun = Bagus, perhiasan, perhiasanku
Zainuddin = Perhiasan agama
Zainul Abidin = Perhiasan orang beribadat
Zainul Ariffin = Perhiasan orang arif
Zainul Muttaqin = Perhiasan orang bertakwa
Zaiyani = Hiasanku
Zakaria = Nama nabi
Zaki = Yang cerdik, harum, suci, tumbuh dengan baik, bersih
Zakir = Yang mengenang, berzikir
Zakur = Yang kuat ingatan
Zakwan = Yang cerdik, yang harum
Zaman = Nasib
Zamanat = Yang dijamin
Zamil = Teman, kawan
Zamir = Suara hati, anak kecil yang cantik
Zamri = Kecantikanku
Zamzam = Air zamzam
Zanjabil = Susu jahe hidangan di surga
Zaqhlul = Nama tokoh Mesir
Zar’ah = Tanaman
Zarif = Periang, berjenaka
Zawawi = Himpunan kebaikan
Zawwar = Banyak ziarah
Zawir = Ketua, pemimpin
Zayan = Yang cantik
Zayani = Kecantikanku
Zayyad = Semakin bertambah
Ziad = Nama populer orang Arab
Zihni = Kefahamanku, kekuatan akalku
Zikri = Ingatanku, kenanganku
Zimam = Yang utama, pemimpin
Ziqri = Terpuji, Yang Memuji Allah
Ziyad = Pertambahan, kelebihan
Zubaidi = Pilihanku yang terbaik
Zubari = Gagah perkasa, pintar
Zufar = Singa, pemberani, pemurah
Zuhair = Yang tenang, bercahaya, keindahaan
Zuhairi = Yang berseri
Zuhdi = Zuhud, rendah hati, tidak rakus dunia
Zuhri = Kecantikanku
Zuhaily = Yang tenang
Zuhnun = Yang cerdik
Zulfadhli = Yang mempunyai kelebihan
Zulfan = Taman
Zulfaqar = Nama pedang Nabi Muhammad SAW
Zumar = Anak kecil yang cantik
Demikian,,, selamat mendapatkan Putra sebagai calon penerusnya dakwahnya, semoga menjadi anak sholeh.,,,, amin.... ,
Baca Juga: Nama-nama Bayi Perempuan
Label: Nama Anak Laki-laki
11.11.12
Contoh: TEKS CERAMAH TENTANG MENGGUNJING
:
Teman-teman yang Dirahmati Allah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada teman-teman pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:
Yang artinya:
"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya."
Selanjutnya saya mengajak teman-teman untuk senantiasa memanjatkan sholawat dan salam-sejahtera kepada teladan kita bersama… imamul muttaqin (pemimpin orang-orang bertaqwa) dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam.
Teman-teman yang Dirahmati Allah
Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 12:
Yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat:12)
Ayat di atas mengandung larangan berbuat ghibah atau menggunjing atau seperti apa yang telah ditafsirkan pula pengertiannya oleh Rasulullah, sebagaimana yang terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Abu Hurairah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu?” Rasulullah menjawab, “Kamu menceritakan perihal saudaramu yang tidak disukainya.” Ditanyakan lagi, “Bagaimanakah bila keadaan saudaraku itu sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab, “Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, maka itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta (Fitnah).”
Menurut bahasa, kata ghibah berasal dari al-ghib (tidak tampak). Makna ghibah berkembang jadi bergunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai. Ghibah merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan termasuk kelompok Nafsu Lawwamah. Terbentuknya ghibah karena munculnya sifat iri dan dengki dalam hati seseorang, karena faktor tidak suka, cemburu dan benci. Kemudian sifat tersebut mengkristal menjadi benih-benih su-uzhan (buruk sangka). Adapun pemicu munculnya su-uzhan karena panca indera rekaman terhadap semua peristiwa dengan disertai lintasan negatif thinking (pikiran yang buruk). Setelah itu, disimpulkan menjadi sebuah persepsi dan opini, padahal kesimpulan tersebut belum tentu sesuai dengan fakta dan realita. Selanjutnya, persepsi tersebut diekspresikan dalam bentuk kata-kata. Ketika itu, akal tidak mampu berpikir jernih karena tergulung gelombang ghibah, sehingga membuncah kalimat kebencian dan keburukan pada orang lain yang merupakan refleksi batiniahnya. Itulah yang disebut ghibah.
Ghibah adalah haram. Tidak ada pengecualian mengenai perbuatan ini kecuali bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat seperti beberapa hal atau kasus sebagai berikut:
Teman-teman yang berbahagia
Dalam sekelompok orang yang sedang dalam perbincangan, kita sering menemui pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Qur’an dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah terlarang (haram). Maka bagaimana sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah poin-poin yang dapat menjauhkan kita dari ghibah:
Baca selengkapnya »
MATERI CERAMAH TINGKAT SEKOLAH
JUDUL LARANGAN MENGGUNJING
JUDUL LARANGAN MENGGUNJING
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
Teman-teman yang Dirahmati Allah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada teman-teman pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:
Yang artinya:
"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya."
Selanjutnya saya mengajak teman-teman untuk senantiasa memanjatkan sholawat dan salam-sejahtera kepada teladan kita bersama… imamul muttaqin (pemimpin orang-orang bertaqwa) dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam.
Teman-teman yang Dirahmati Allah
Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 12:
Yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat:12)
Ayat di atas mengandung larangan berbuat ghibah atau menggunjing atau seperti apa yang telah ditafsirkan pula pengertiannya oleh Rasulullah, sebagaimana yang terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwa Abu Hurairah berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan ghibah itu?” Rasulullah menjawab, “Kamu menceritakan perihal saudaramu yang tidak disukainya.” Ditanyakan lagi, “Bagaimanakah bila keadaan saudaraku itu sesuai dengan yang aku katakan?” Rasulullah menjawab, “Bila keadaan saudaramu itu sesuai dengan yang kamu katakan, maka itulah ghibah terhadapnya. Bila tidak terdapat apa yang kamu katakan maka kamu telah berdusta (Fitnah).”
Menurut bahasa, kata ghibah berasal dari al-ghib (tidak tampak). Makna ghibah berkembang jadi bergunjing atau membicarakan aib orang yang tidak disukai. Ghibah merupakan penyakit jiwa yang berbahaya dan termasuk kelompok Nafsu Lawwamah. Terbentuknya ghibah karena munculnya sifat iri dan dengki dalam hati seseorang, karena faktor tidak suka, cemburu dan benci. Kemudian sifat tersebut mengkristal menjadi benih-benih su-uzhan (buruk sangka). Adapun pemicu munculnya su-uzhan karena panca indera rekaman terhadap semua peristiwa dengan disertai lintasan negatif thinking (pikiran yang buruk). Setelah itu, disimpulkan menjadi sebuah persepsi dan opini, padahal kesimpulan tersebut belum tentu sesuai dengan fakta dan realita. Selanjutnya, persepsi tersebut diekspresikan dalam bentuk kata-kata. Ketika itu, akal tidak mampu berpikir jernih karena tergulung gelombang ghibah, sehingga membuncah kalimat kebencian dan keburukan pada orang lain yang merupakan refleksi batiniahnya. Itulah yang disebut ghibah.
Ghibah adalah haram. Tidak ada pengecualian mengenai perbuatan ini kecuali bila terdapat kemaslahatan yang lebih kuat seperti beberapa hal atau kasus sebagai berikut:
- Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya.
- Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar. Pembolehan ini dalam rangka isti'anah (minta tolong) untuk mencegah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang hak. Selain itu ini juga merupakan kewajiban manusia untuk ber-amar ma'ruf nahi munkar.
- Memperingatkan kaum muslimin apabila ada perawi, saksi, atau pengarang yang cacat sifat atau kelakuannya, menurut ijma' ulama kita boleh bahkan wajib memberitahukannya kepada kaum muslimin. Hal ini dilakukan untuk memelihara kebersihan syariat. Ghibah dengan tujuan seperti ini jelas diperbolehkan, bahkan diwajibkan untuk menjaga kesucian hadits.
Teman-teman yang berbahagia
Dalam sekelompok orang yang sedang dalam perbincangan, kita sering menemui pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Qur’an dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah terlarang (haram). Maka bagaimana sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah poin-poin yang dapat menjauhkan kita dari ghibah:
- Pertama merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk ghibah atau bukan. Caranya mudah, yaitu bayangkan seandainya orang yang kita bicarakan itu mendengar apa yang kita bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah perbuatan ghibah.
- Setelah mengetahui haramnya ghibah maka berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan kita katakan. Apabila kita ketahui apa yang akan kita katakan itu tergolong ghibah, maka harus ditahan untuk mengatakannya. Atau apabila kita kemudian menyadari apa yang terlanjur kita katakan itu adalah ghibah karena khilaf tidak sengaja, maka sesegera mungkin beristighfar dan bertekad untuk lebih berhati-hati dalam berbicara.
- Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah derajat kita. Justru orang yang sering berbuat ghibah akan mudah untuk tidak dipercaya orang lain, dan hatinya pun tidak akan tenteram.
- Menyadari bahwa seseorang yang kita bicarakan kejelekannya itu sebenarnya adalah saudara kita sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun dicela. Sekiranya seseorang tersebut melakukan perbuatan tercela atau yang kurang berakhlak maka sesungguhnya dia belum mengetahui tentang ilmu, maka kita seyogyanya ikut menunjukinya kepada jalan yang lurus bukannya malah menggunjingnya.
- Jika kita diajak membicarakan kejelekan orang lain oleh seseorang maka kita harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing, pertama, karena dia belum tahu haramnya ghibah menurut Islam atau kemungkinan kedua, yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah untuk menghentikannya secara ma’ruf tanpa menyinggung perasaannya. Pertama ingatkanlah secara lisan bahwa kita dilarang berbuat ghibah. Jika belum berhenti, maka kita bisa menanggapi seperlunya kemudian berusaha mengalihkan kepada pembicaraan yang lebih baik. Jika sekiranya kedua upaya itu belum menghentikannya berbuat ghibah maka diam adalah lebih baik, kemudian berdoa supaya kita dan orang tersebut sama-sama dijauhkan dari perbuatan ghibah.
Label: Teks Ceramah Agama, tingkat sekolah
2.11.12
NAMA-NAMA ISLAMI UNTUK ANAK PEREMPUAN
KUMPULAN NAMA ISLAMI UNTUK
ANAK PEREMPUAN
Sebagaimana
Rasulullah saw diketahui bahwa beliau telah memberi perhatian yang sangat besar
terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik
(patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang
pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam
hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah
nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi)
Beliau
sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau menanyakan namanya.
Bila nama kota
itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang
tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula
bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik), Harb
diganti dengan Salman (damai), Syi'bul Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan
Syi'bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu)
diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk) dan sebagainya
(HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)
Berkenaan
dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan
nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)
Dari hadits di atas
jelaslah bahwa setiap orang tua diharuskan untuk memberi nama putra dan
putrinya dengan memberi nama yang bagus. Karena itu dibawah ini kami berikan
contoh nama-nama yang Islami.
Untuk
Berrawalalan A
01. Asma : Putri Abubakar Assidiq Ra
02. Amani : Cita-cita, Keinginan
03. Amjad : Mulia
04. Asmahan : Nama Tokoh Wanita
05. Ahlam : Impian
06. Adibah : Beradab
07. Aminah : Dapat dipercaya
08. Aaminah : Dapat dipercaya - Aman
09. Amirah : Ratu
10. Asiah : (1). Istri Firaun (2) Obat
11. Asiilah : Lemas dan Halus
12. Arwa : Memberi Minum sampai puas
13. Anisah : Teman Penghibur
14. Afnan : Pepohonan Yang berbuah
15. Azhaar : Bunga-bunga
16. Afrah : Hiburan-Kesenangan
17. Alifah : Ramah tamah dalam bersahabat
18. Asirah : Tawanan Perang
19. Aamal : Harapan-harapan
20. Arikah : Pelaminan
21. Arafah : Padang
'Arafat
22. Aliyah : Tinggi
23. 'Aidah : Kembali berhari raya
24. 'Adawiyah : Seorang wanita Sufi
25. 'Afifah : Punya harga diri
26. 'Alilah : Yang memakai wewangian
27. 'Aisyah : Istri Rasulullah saw
28. 'Azizah : Perkasa - Mulia
29. 'Afaf : Punya Harga diri
30. 'Atikah : (1) Pemurah (2) Yang murni
31. 'Afra' : Malam 13 Purnama
32. 'Amimah : Tubuh lenjang
33. 'Adilah Adil:
Yang sebaya
34. 'Anan : Awan - Cakrawala
35. 'Aathifah : (1) Belas Kasih (2) Perasaan
36. 'Athiyyah : Pemberian
37. 'Ainiyah : Pohon rimbun yang bersemi
38. 'Aabidah : Tekun beribadah
39. 'Aathirah : Harum
40. 'Aafiyah : Sehat - Selamat
41. 'Asla' : Bergerak lunak
44. 'Asilah : Penyapu minyak wangi
45. 'Ariqoh : (1) Baik budi, (2) Mulia asalnya
46. 'Anbar : Wangi-wangian
47. 'Akifah : Wanita yang beri'tikaf dimasjid
Untuk
Berrawalalan B
01. Badriyah : Bulan Purnama
02. Badilah : Pengganti
03. Bahirah : Elok - Indah
04. Basimah : Selalu senyum
05. Basmah : Seyuman
06. Bahjah : (1) Kesenangan (2) Keindahan
07. Bahiyah : Cemerlang - Indah
08. Basyirah : Pemberi Kabar gembira
09. Barokah : Berkah
10. Bustan : Taman
- Kebun
11. Bahijah : (1) Kesenangan (2) Keindahan
12. Balqis : Ratu Istri Nabi Sulaiman As
13. Badi'ah : Indah
14. Bashirah : Bijaksana - Berakal
15. Bayyinah : Bukti - Dalil
16. Bakhitah : Orang yang beruntung
17. Busyra : Kabar gembira
18. Burairah : Berbakti - berbuat baik
19. Buraidah : Dingin
20. Burdah : Mantel
21. Bassamah : Selalu Senyum
22. Bari'ah : Mahir - Cantik
23. Bananah : Ujung jari jemari
24. Bahirah : Elok
25. Barizah : Menonjol
Untuk
Berrawalalan D
01. Da'iyah : Juru Dakwah
02. Da'amah : Tiang - Pilar
03. Dalilah : (1) Bukti (2) Penunjuk Jalan
04. Daimah : Tetap - Langgeng
05. Dianah : Agama
06. Durroh : Mutiara
07. Durrotul : Hikmah Mutiara Hikmah
08. Durrotun : Nasihah Mutiara Nasihat
09. Dalal : Petunjuk
10. Daliah : Alat Pengambil Air
11. Durriyah : Cahaya Mutiara
12. Daniah : Buah yang mudah dipetik
13. Dawamah : Terus menerus
14. Daulah : Kerajaan
15. Darin : Nama Bunga
16. Dinar : Uang Mas
17. Dariah : Lembah lembut
18. Dzihni : Pemahamanku - Pengertianku
19. Dzaibah : Menghalau
Untuk
Berrawalalan F
01. Fakhriyah : Kebanggaan
02. Firyal : Nama Putri kerajaan Mesir
03. Fadhilah : Keutamaan - kemuliaan
04. Faiqoh : Mengungguli
05. Fatimah : Putri Rasulullah Saw
06. Faridah : (1) Tunggal (2) Permata yang mahal
07. Fahimah : Memahami
08. Farihah : Gembira
09. Fairuz : Permata
10. Fatinah : Mengagumkan - Menarik perhatian
11. Fadiyah : Menyelamatkan - tembusan
12. Fat-hiyah : Pembukaan
13. Fitriyah : Fitrah kemanusiaan
14. Fikriyah : Pemikiran
15. Firdaus : Nama Surga tertinggi
16. Fakhirah : Kebanggaan
17. Fauziyah : Kemenangan
18. Faadhilah : Yang Mulia
19. Farah : Kesenangan
20. Fatin : Mengagumkan - Menarik perhatian
21. Faizah : Menang
22. Farhanah : Bergembira - Senang
Untuk
Berrawalalan G
01. Ghina : Kekayaan
02. Ghaida' : Berawan
03. Ghazalah : Matahari waktu terbit
04. Ghalibah : Menang
05. Ghanimah : Penghasilan (kasab)
06. Ghusun : Tangkai-tangkai pohon
07. Ghoniyyah : Kaya
Untuk
Berrawalalan H
01. Hasna' : Cantik
02. Hasanah : Kebaikan
03. Hashinah : Benteng yang kuat
04. Hafidah : (1) Pembantu (2) Cucu
05. Hafidhah : (1) Pemelihara (2) Penghafal
06. Hanan : (1) Kasihan (2) rezki (3)
Berkah
07. Hafidhah : Pemelihara
08. Hazimah : Wanita yang sangat teliti
09. Hanunah : Yang amat mengasihani
10. Humaira' : Yang berpipi merah
11. Habibah : Kesayangan
12. Hakimah : Arif bijaksana
13. Husniah : Indah
14. Hafshah : Istri Rasulullah Saw
15. Hanifah : (1) Lurus (2) Muslimah yang
teguh
16. Halimah : Sabar dan berakal
17. Hamidah : Selalu memuji Allah
18. Huriyah : (1) Bermata elok (2)
Pengikut setia
19. Hamamah : Burung merpati
20. Husnul Khotimah
: Kesudahan yang baik
21. Hisanah : Cantik
22. Halilah : Wanita keluarga
23. Hawa' : Istri Nabi Adam As
24. Hulwah : Manis
25. Hamidah : Bertahmid
26. Husna : Kebaikan
27. Halifah : (1) Sangat dahaga (2)
Berpinggang langsing
28. Hayat : Kehidupan
29. Haifa' : Sangat dahaga
30. Hindun : Sahabat Wanita
31. Hajar : Istri Nabi Ibrahim As
32. Hibah : Pelimpahan
33. Huda : Petunjuk
34. Hilalah : Bulan sabit
35. Hadiah : Pemberian (hadiah) -
Pemberi petunjuk
36. Hana' : Rezki tanpa kepayahan
37. Humaimah : Nama perempuan
38. Huwaida : Lemah lembut
39. Haniah : Yang mengucap selamat
40. Haija' : Peperangan
41. Hailah : Mengeruk tanah
42. Haibah : Wibawa
43. Hauda' : Burung kasuari
44. Hidayah : Petunjuk
45. Hajidah : Senang shalat tahajjud
46. Hasibah : Dari keturunan yang
terhormat
47. Humairoh : Yang kemerah merahan
Untuk
Berrawalalan I
01. Ibtisam : Seyuman
02. Insyirah : (1) Kegembiraan (2) Kelegaan hati
03. Izdihar : Berkilau
04. Ibtihaj : Kesenangan
05. Ikhtiar : (1) Upaya dan Usaha (2) Pilihan
06. Iftinan : (1) Mengagumkan (2) Menarik perhatian
07. Intishar : Kemanangan
08. Ibtihal : Mohon kepada Allah
09. Istiqomah : Kelurusan - ketulusan
10. Iftikhar : Kebanggaan
11. Irbah : Pikiran tajam - Akal
12. Irtiyah : Kesenangan
13. Is'aaf : Pertolongan
14. In'aan : Pemberian kenikmatan
15. Insaf : Kesadaran
16. Ikbar : Mengagumkan
17. Ikram : Memuliakan
18. 'Inayah : Perlindungan
19. 'Ismah : Terhindar dari dosa
20. 'Iffah : Tahu harga diri
21. 'Imarah : Pembangunan - Kemakmuran
22. Iklil : Mahkota
23. 'Inan : Tali kendali
24. Is'ad : Yang membahagiakan
25. Imtinan : Anugrah Ilahi
Untuk
Berrawalalan J
01. Jalilah : Mulia - Agung
02. Jauharah : Batu permata
03. Jamilah : Cantik
04. Jauzah : Kenari
05. Jihan : Nama tokoh wanita
06. Juwairiyah : Nama Wanita
07. Jinan : Surga-surga
08. Juhainah : Taman -
Kebun
09. Jaudah : Indah utama
10. Junnah : Perisai
11. Jumanah : Mutiara
12. Juhairah : Nyaring - Lantang
13. Jauza' : Nama bintang
Untuk
Berrawalalan K
01. Kauthar : Kenikmatan yang banyak
02. Kalilah : Lemah
03. Karimah : Mulia
04. Kamilah : Sempurna
05. Kamilia : Pepohonan yang selalu hijau
06. Kadhimah : Yang dapat menahan diri
07. Kawakib : Bintang-bintang
08. Khansa' : Seorang pejuang Muslimah
09. Khairunnisa':
Sebaik-baik wanita
10. Khalifah : Pengganti
11. Khalidah : Langgeng
12. Khairiyah : Kebaikan
13. Khayyirah : Baik hati
14. Khuzaimah : Tali kendali
15. Khadijah : Istri Rasulullah Saw
16. Khalilah : Kesayangan
17. Khotimah : Penutup - Pengakhiran
18. Khotibah : Ahli pidato
19. Khaulah : (1) Sahabat Wanita terkenal (2) Rusa
betina
20. Khalishah : Murni
21. Khulaidah : Langgeng
22. Khalda' : Langgeng
23. Khaizuran : Rotan
24. Khazinah : Harta yang tersimpan
25. Kharidah : (1) Anak gadis (2) Mutiara yang belum
dilubangi
Untuk
Berrawalalan L
01. Labibah : Sehat akal dan cerdik
02. Lathifah : Lemah lembut
03. Luthfiyah : Lemah lembut
04. Lubna : Buah kenitu
05. Laimun : Buah jeruk yang manis
06. Laela : Malam yang gelap
07. Lujmah : Bukit yang datar
08. Luqyana : Perjumpaan kita
09. Lu'lu' : Permata - Mutiara
10. Layanah : Kehalusan - Kelemasan
11. Lam'aa' : Berkilau
12. Lum'ah : Kilauan
Untuk
Berrawalalan M
01. Maisun : Berwajah dan bertubuh cantik
02. Muthi'ah : Taat
03. Maimunah : Yang diberkahi Allah
04. Mudrikah : Dapat memahami
05. Maisaroh : Ketenangan
06. Mariah : Istri Rasulullah Saw
07. Mahiroh : Pandai - cakap
08. Mahbubah : Disenangi - dicintai
09. Maqbulah : Diterima permintaannya
10. Muniroh : Bercahaya
11. Mawaddah : Cinta kasih
12. Mudhiah : Menyinari
13. Mahdiyah : Yang mendapat hidayah
14. Majidah : Mulia
15. Maryam : Ibunda nabi Isa As
16. Muna : Cita-cita
17. Mu'minah : Beriman
18. Muslimah : Beragama Islam
19. Mardhiyah : Mendapat keridhoan Allah
20. Malihah : Cantik
21. Mani'ah : Mulia - Kuat
22. Mu'nisah : Teman yang menyenangkan
23. Marwa : Berhati-hati dalam memikirkan
24. Ma'shumah : Bebas dari dosa
25. Masarrah : Kesenangan
26. Muznah : Berdandan bagus
27. Maryana : Nama Orang
28. Maghfirah : Pengampunan
29. Muazarah : Bantuan - Pertolongan
30. Muhajirah : Yang berhijrah
31. Munifah : Kedudukan yang tinggi - menonjol
32. Mufidah : Memberi manfaat
33. Masiikah : Nama wanita sahabat nabi
34. Maknunah : Menutup muka karena malu
35. Munibah : Berinabah (Taubat)
36. Mustajabah : Terkabul Do'anya
37. Mumtaz : Istimewa
38. Muthmainnah :
Tenang - Tentram
39. Maimanah : Keberkahan
40. Marwah : Bukit Marwah di Masjidilharam
41. Mahfudhah : Terpelihara
42. Mukhbitah : Tunduk patuh
43. Masyithoh : (1) Penyisir rambut (2) Yang mati syahid
oleh Firaun
44. Muqsithoh : Yang berbuat adil
Untuk
Berrawalalan N
01. Nibras : (1) Pelita (2) Pemberani (3) Ujung
Tombak
02. Nabighah : Kenamaan - Besar - Mulia
03. Nisrina : Bunga mawar putih
04. Nailah : Yang suka memberi
05. Najibah : Bernilai - Mulia - Utama
06. Nabilah : Cerdik - Mahir
07. Nazihah : Bersih dari noda
08. Nasmah : Angin sepai sepoi
09. Maimah : Kenikmatan
10. Naurah : Bunga
11. Nabihah : Cerdik - Mulia
12. Najwa : Berbisik-bisikan
13. Nadiah : Awal mula sesuatu
14. Naifah : Kedudukan tinggi
15. Nikmah : Kenikmatan
16. Nada/ Nida' : Embun
17. Najah : Keselamatan
18. Nadirah : Jarang
19. Nafilah : Ibadah tambahan
20. Nurjannah : Cahaya surga
21. Naimah : Halus - Lunak
22. Naqiyyah : Jernih
23. Nida' : Seruan
24. Nihal : Minum dari sumber air
25. Na'amah : Burung unta
26. Nardin : Bunga Nardin
27. Nadhifah : Bersih
28. Naflah : Bunga Matahari
29. Najiah : Selamat
30. Nadimah : Teman akrab
31. Najmah : Bintang
32. Nahiyyah : Larangan
33. Narjis : Bunga Narjis
34. Nuzhah : Rekreasi
35. Nawal : Memperoleh sesuatu
36. Najdah : Bantuan
37. Nur : Cahaya
38. Nafi'ah : Bermanfaat
39. Nawad : Awal mula dari sesuatu
40. Nur Aini : Cahaya mataku
41. Nasyiah : Perkembangan
42. Najla' : (1) yang bermata elok (2) Yang baik
keturunannya
43. Nud-ah : (1)Pelangi (2) cahaya matahari ketika
terbit atau terbenam
44. Nahiyah : Pelaksana larangan (pencegah)
45. Nashiroh : Penolong kaum lemah
Untuk
Berrawalalan Q
01. Qonitah : (1) Taat - Berbakti (2) Shalat lama
berdiri
02. Qoni'ah : Merasa puas dan rela
03. Qatrunnada : Tetesan embun
04. Qurratu'ain :
Sedap dipandang mata
05. Qoidah : Pemimpin
06. Qoriah : Pembaca
07. Qomar : Bulan
08. Qomariah : Berdasar bulan
09. Qoribah : Dekat
10. Qorirah : Pandangan yang sejuk
11. Qosamah : Keindahan dan kecantikan
Untuk
Berrawalalan R
01. Raja' : Harapan
02. Rasanah : Tempat pemberhentian - Halte
03. Roidah : Pemimpin
04. Rosyiqoh : Bentuk tubuh yang indah
05. Ruqayah : (1) Kemajuan (2) nama Putri Nabi Saw
06. Raihanah : Tanaman yang harum baunya
07. Rodhiyah : Ridho
08. Robi'ah : Yang keempat
09. Rahmah : Kasih sayang
10. Rahimah : Kasih sayang
11. Rudainah : Yang memintal benang
12. Rasyidah : Mendapat Petunjuk
13. Rozinah : Serius dalam perilaku
14. Ramlah : Tokoh sahabat wanita
15. Rojihah : Mantap timbangannya
16. Rofi'ah : Derajatnya tinggi
17. Rifa' : Setuju - Mufakat
18. Ruwaidah : (1) Berhati-hati (2) Perlahan-lahan
19. Ramziyah : Isyarat
20. Rofifah : Berahlak baik
21. Rohifah : Tipis
22. Rif'at : Tinggi Martabatnya
23. Rosyadah : Petunjuk jalan lurus
24. Rusydah : Petunjuk jalan lurus
25. Rohidah : Lembut
26. Rohadatul 'Aisy
: Kemakmuran Hidup
27. Rofidah : Papan atap - Pemberi pertolongan
28. Romizah : Orang yang terhormat
29. Rihab : Luas dan lebar
30. Roqiqoh : Lembut
31. Raniah : Mempesona
32. Rojiyyah : Yang diharapkan
33. Rosmiyah : Secara resmi
34. Raqwan : Kemajuan
35. Rannan : Gemerincing
36. Raudhah : Taman
37. Rifdah : Pemberi pertolongan
38. Roiqoh : Bening - Murni
39. Rofilah : Anggun - Mewah
40. Roninah : Gemerincing
41. Riham : Hujan Gerimis yang berkepanjangan
Untuk
Berrawalalan S
01. Su'da : Bahagia
02. Saarah : Istri Nabi Ibrahim As
03. Sukainah : Tenang - tentram
04. Sakinah : Ketenangan - ketentraman
05. Sulaimah : Selamat
06. Salimah : Selamat
07. Samirah : Teman ngobrol
08. Sausan : Bunga Lili
09. Slamah : Keselamatan
10. Suhaimah : Keberuntungan
11. Samihah : Lemah lembut
12. Sabikah : Wanita sahabat Nabi Saw
13. Sirin : Wanita sahabat Nabi Saw
14. Su'ad : Bahagia
15. Salma : Selamat
16. Siham : Anak panah
17. Suhailah : (1) Mudah (2) Suka mengalah
18. Saidah : Berbahagia
19. Sa'adah : Kebahagian
20. Safinatun : Najah Kapal Penyelamat
21. Saninah : Promosi - Kenaikan tingkat
22. Sana' : Kenaikan Tingkat derajat
23. Sajidah : Bersujud
24. Salwa : Burung puyuh
25. Sulthanah : Penguasa Wanita
26. Sunniyah : Penganut ahlussunnah
27. Samiyah : Kedudukan Tinggi
28. Sayyidah : Pemimpin
29. Sumayyah : Kebanggaan
30. Safanah : (1) Membuat kapal (2) Angin agak keras
31. Sundus : Sutra
32. Sa'diyah : Berbahagia
33. Sadidah : Jitu - Tepat sasaran - Benar
34. Sunbulah : (1)Nama Bintang (2) Tangkai yang berbuah
35. Salsabila : Mata air disurga
36. Satirah : Wanita yang menutup-nutupi aib dan
dosanya
37. Saifanah : Lenjang seperti pedang terhunus
38. Syarifah : Mulia
39. Syifa' : Penawar - Penyembuh
40. Syu'lah : Pelita - Obor
41. Syafiyah : Sembuh sehat
42. Syafiqoh : Belas kasih
43. Syadiyah : (1) Pandai menyanyi (2) Menyamakan
44. Syirin : Nama wanita dahulu
45. Syamiyah : Tahi lalat pada wajah
46. Syahidah : Mati syahid
47. Syukriyah : Bersyukur
48. Syakirah : Mensyukuri
49. Syauqiyah : Rindu
50. Syaikhoh : (1) Gelar Kehormatan (2) Lanjut Usia
51. Syam'ah : Lilin
52. Syamsiyah : Berdasar hitungan matahari
53. Syahrazad : Nama wanita dahulu
54. Syakurah : Mensyukuri
55. Sya'irah : (1) Pandai Menyusun Syair (2) Perasa
56. Syahirah : Terkenal - Ternama
57. Sholehah : Baik
58. Shoba : Berkelakuan anak muda
59. Shidqiyah : Benar - jujur
60. Shiddiqah : Membenarkan
61. Shodiqoh : Benar - jujur
62. Shofiyyah : Kawan tulus ikhlas
63. Shofiyah : Jernih
64. Shobiroh : Bersabar
65. Shubhiyah : Pagi
66. Shofa' : Kejernihan
67. Shofa : Bukit Sofa di Masjidilharam
68. Shofwah : Keiklasan dalam cinta
69. Shofhah : (1) Pemaafan (2) Halaman buku
70. Shoda : Gema
72. Shobah : Pagi hari
73. Shifwah : Sahabat yang akrab
74. Shohwah : Kebangkitan
75. Shohwatul Islam
: Kebangkitan Islam
Untuk
Berrawalalan T
01. Taibah : Yang bertaubat
02. Tahiyyah : Kehormatan
03. Taqiyyah : Bertaqwa
04. Tuhfah : Hadiah
05. Tuffahati : Buah apelku
06. Tamimah : (1) Kuat (2) Tangkal (3) Jimat
07. Tuada : Ketenangan
08. Tamamah : Pelengkap - Penyempurna
09. Tahani : Ucapan Selamat
10. Thoyyibah : Baik
11. Thufailah : Lembut dan halus
12. Thoi'ah : Taat - Patuh
13. Thohiroh : Bersih - Suci
14. Thowaf : Tawaf mengelilingi Ka'bah
15. Thorfa' : Menepi
16. Tholiqoh : Lancar (lidahnya) - Fasih
17. Thorifah : Ucapan baru yang digemari
18. Thifal : Lembut dan halus
19. Tsuraya : Nama Bintang
20. Tsumamah : Nama wanita
21. Tsarwah : Kekayaan
22. Tsamarah : Buah
22. Tsana : Pujian
23. Tsawab : Pahala
Untuk
Berrawalalan U
01. Umamah : Cucu Rasulullah Saw. dari
zainab
02. Ummu Kultsum : Putri Rasulullah Saw
03. Uzdah : Ada unsur kelebihannya
04. Umaimah : Dari kata Umumah (keibuan)
05. Umniati : Cita-citaku
06. Ulfah : Persahabatan
07. Umniah : Cita-cita
08. 'Umairah : Nama wanita dahulu
09. 'Ufairah : Pemberani
10. 'Unaizah : Kambing betina
11. 'Urwatul wutsqo
: Buhul tali yang kuat
12. Urjuwanah : Pohon yang kemerah-merahan,
warna merah merah yang indah
Untuk
Berrawalalan W
01. Widad : Kasih sayang
02. Wafiyah : Sempurna
03. Wafiyyah : (1) Merpati (2) Sempurna - Lengkap
04. Wadi'ah : Titipan
05. Wahidah : Sendirian
06. Wardah : Bunga mawar
07. Wasimah : Rupawan
08. Wafa' : (1) Kesempurnaan (2) Merpati
09. Wiaam : Harmonis
10. Wajihah : Orang yang berkedudukan
11. Waziroh : Menteri wanita
12. Wada'ah : Lemah lembut
13. Wadhiah : Yang bagus dan bersih
14. Washfa : Yang punya sifat tertentu
15. Washifah : Anak atau pelayan perempuan dibawah umur
16. Wasilah : (1) Pendekatan diri kepada Allah (2)
Kedudukan dan pangkat
17. Wifaq : Kerukunan0
Untuk
Berrawalalan Y
01. Yaqut : Permata Yakut
02. Yasmin : Bunga Yasmin
03. Yamamah : Burung tekukur
04. Yumna : kanan
05. Yasirah : (1) Mudah (2) Sedikit
06. Yusriyah : Mudah
Untuk
Berrawalalan Z
01. Zainab : (1) Putri Rasulullah Saw (2) Pokok
yang indah dan wangi
02. Zahrah : Bunga
03. Zahirah : Berkilau
04. Zulal : Tawar (air Tawar)
05. Zuhriyah : Bunga
06. Zalfa' : Kulit mutiara
07. Zahiyah : Elok
08. Za'imah : Pemimpin
09. Zamzam : Air Zamzam
10. Zahidah : Rendah hati - tidak rakus dunia
11. Zakiyah : (1) Tumbuh dengan baik (2) Bersih
12. Zarinah : Nama wanita dahulu
13. Zubaidah : Tokoh wanita kerajaan Abbasiyah
14. Zurarah : Nama burung
15. Zaidah : Suatu kelebihan
16. Zulfa : Kedudukan yang dekat
17. Zaitun : Buah Zaitun
18. Zanirah : (1) Kecil dan lembut (2) tali
19. Zakhruf : (1) Emas (2) Keindahan sesuatu
20. Zuhur : Bunga-bunga
Label: Nama Anak Perempuan Yang Islami
Berlangganan Postingan [Atom]